25 Mei 2010

Hanya Ingin Menulis...

Terkadang dunia ini memaksa kita untuk munafik pada diri sendiri..TERKADANG...

Hmm, pernahkah kalian memaksa hati untuk melupakan seseorang? well, sepertinya kata2 'melupakan seseorang' terlalu ironis, fufufu... ganti saja dengan kata2 'membuang perasaan untuk seseorang'... Yeah, aq pernah... Yang kulakukan adalah membual pada hatiku sendiri... Aq slalu mengatakan hal2 munafik buat diriku sendiri, seperti "hah?siapa juga yang suka ma dia???" atau "ah,suka ma dia? gak mungkinnnn...en gak bakalan pernah....gila aja..." Persis seperti anak kecil yang gengsinya tinggi, fufufu

Yeah, rasa... entah kagum, suka, sayang, bahkan cinta... adalah sekelompok makhluk yang bersifat sama, yaitu "abstrak"... Well, bisakah kita mengatur cinta?? kapan datangnya, untuk siapa datangnya, kapan berhentinya... Gak bisa kan??? Terkadang kita gak sadar cinta sudah hadir di hati kita, dengan orang yang gak pernah kita bayangkan sebelumnya. Bahkan, terkadang kita pun gak sadar cinta udah pergi gitu aja ketika benci mengalahkannya...

Satu yang bisa kita atur dari cinta ini, KADARNYA... Seseorang pernah menyampaikan pesan yang luar biasa... Janganlah mencintai seseorang sampai 100%, cukup 50% saja lah... Yang 100% itu untuk Tuhan, karena Tuhan yang menciptakan cinta... oke, mungkin kadar cinta masih bisa diatur oleh orang-orang tertentu... Orang-orang yang pernah merasakan sakit oleh cinta, pasti memiliki keahlian untuk mengatur kadar cintanya... Orang-orang yang yakin akan cinta Tuhannya, pasti mampu mengatur kadar cintanya...Tapi yang pasti, itu gak gampang...fufufu

Back to point, kmunafikan cinta sering muncul seiring dengan hati yang mulai geram dengan cinta yang dinantinya... Bisa dibilang, kenyataan yang jauh dari angan... Ataupun dikarenakan perasaan bersalah yang muncul ketika sadar bahwa ia telah salah jatuh cinta... Pecundang! Sadar akan rasa yang ada di hati, tapi enggan mengakuinya... Jiah, gak ada satupun yang berhak menyalahkan...

Muna, muna, muna maya... *lho???* bagiku sih itu wajar, apalagi ketika kita benar2 merasa perlu untuk membuang rasa itu... TAPI, lihat saja hasilnya... Semakin munafik, semakin membohongi diri sendiri, maka rasa itu semakin sukar untuk pergi... Yaaaa, kecuali ada 'pengganti'nya...hhaha... *pengalaman*

Well, gampangnya gini... munafiklah! *dalam konteks yang kusebutkan di atas* dan cari kegiatan2 yang positif, niscaya 'rasa itu' akan hilang dengan sendirinya... *kalo emang pengen membuang rasa*

Tapi kalo dipikir2, ngapain dibuang?? nikmati aja... Biarpun sakit, cape, dilema, toh bakal ada bagian2 yang membuat berbunga2... Sekalian nambah kemampuan untuk mengelola hati. Semakin banyak pengalaman, semakin mudah kita memilih jalan di persimpangan, ckckck...






"Sunflower terus saja mengarahkan bunganya ke arah matahari, tak peduli sepanas apapun itu. Sambil melirik ke arah purnama dan bergumam, 'kapan yaaaa aku bisa jadi purnama?'... matahari masih aja memancarkan hangat sinarnya, yang sebenarnya tertuju untuk purnama... Yeah sunflower tau, sinar itu untuk purnama, tapi salahkah untuk merasakannya juga? 'Biarkan aku bertahan, hingga kumampu menjadi purnama... atau mungkin hingga kulayu' pikir sunflower... Dan seketika, awan hitam pun datang dan menutupi sinar si matahari... Yeah, matahari slalu meninggalkan sunflower, tanpa pernah tau bahwa sunflower sudah hampir layu karenanya."

0 comments:

Posting Komentar

Mohon komentarnya...