12 Juli 2010

Hujan

Well, sekarang aku baru sadar, dia itu hujan. Hujan di langit mendung. Kisahnya sendu, kadang aku ingin ikut merasakan kesedihannya. Dan kadang aku merasa, aku dan dia berada di posisi yang sama, HURTED!

Yap, dia hujan di langit mendung yang 'menghalangi'ku melihat matahari ketika aku masih menganggap diriku 'sunflower'. Yang membuat aku 'lupa' sejenak dengan matahari. Karena rinainya yang indah, membuatku terhipnotis dengan karismanya.

Dia hanya hujan yang membuat kulupa dengan matahari sejenak, yap sejenak. Kuakui, dia mampu bikin aku happy, bikin aku sejuk, bikin aku menikmati keberadaannya. TAPI, itu hanya SEJENAK...Menari bersama hujan, lantas menangis pula bersama hujan... Bahagia itu memang ada, tapi hanya SEJENAK...

Yeah, hujan itu indah. Akupun menyukai hujan, sebagaimana aku menyukai matahari... Tapi, kalian semua juga tahu kan, matahari lebih tangguh, matahari lebih hebat, dibandingkan hujan. Hhaha,,, apa kata-kataku ini keterlaluan? Kurasa tidak, tidak sama sekali. Karena memang itu kenyataannya. Hujan lebih sering membuatku 'menangis' bersama dengan keberadaannya. Mana ada yang tahu aku 'sedang' menangis, karena aku selalu menangis dalam hujan, karena airmataku jatuh dan menyatu dengan hujan, karena aku selalu menangis karena hujan. Hahaha. Gadis malang.

Gadis malang yang selalu 'mandi hujan', gak peduli dia akan sakit karenanya. Tertawa dan menangis bersama hujan. Kadang menertawakan kebodohan diri sendiri, kenapa mau2nya 'mandi hujan'. Lupa akan matahari, dan terus menari di bawah rinai hujan. Sampai akhirnya dia sakit dan 'demam'. huh. Gadis malang. fufufu...

Tragis? aku tidak pernah menginginkan hujan datang, toh hujan datang dengan sendirinya. memberiku 'hal-hal' yang luar biasa. Hujan itu anugerah dari Tuhan, yap aku gak pernah menyangkal hal itu. Buatku dia memang anugerah, hmmff.. Hujan adalah bagian dari doa kecilku yang dijawab Allah (Allah selalu mendengar doa2 hamba2-Nya). Dan aku banyak mengambil hikmah dari semua itu. Aku sekalipun tidak pernah menginginkan hujan datang ke dalam hidupku, sama sekali tidak. Dia datang dengan sendirinya, mengguyur hatiku yang udah kering karena terus2an menatap matahari dari jauh. Aku senang, kali ini aku gak munafik, "AKU SENANG karena hujan!!!" ---> kata2 yang selama ini ingin kuteriakkan di hamparan ilalang yang luas, entah kapan aku bisa melakukannya.

Tapi, itu hanya sejenak... Mana ada hujan selamanya datang, dia akan pergi tergantikan dengan hangat matahari. Dia akan reda dengan sendiri, layaknya ketika dia datang. Pergi, dan entah kapan akan mengguyurku lagi, atau sama sekali tidak 'akan'... penghujan versus kemarau...Saat ini aku tak menginginkan keduanya...Aku ingin pergi...Lari dari semuanya... pengecut, pecundang! cuiih...

Well, aku tahu semua itu sudah diatur Allah sedemikian indahnya. Sudah beberapa tahun guy, bukan waktu yang sebentar untuk terdiam. Hingga akhirnya roda kehidupan berputar, membuktikan semuanya, menunjukkan bahwa Allah masih ingin memberikan kebersamaan itu. Aku masih ingat, sangat ingat, 3 tahun yang lalu, di tempat itu, ada dia, bibirku kelu, ragu, hingga akhirnya aku menyerah saat itu, aku pikir aku memang ditakdirkan terus terdiam seperti itu. Tapi nyatanya? Takdir berkata lain. Aku gak pernah nyangka sebelumnya, itu terjadi begitu saja, itu mengalir seakan2 semua akan baik2 saja, memutar waktu, hingga hujan pun mulai menampakkan kilau rinai2nya. Semua itu indah, skenario yang sangat indah. Walaupun pada akhirnya aku gak pernah menyangka akan serumit ini jadinya...hoaaam...

Hujan itu indah, tapi aku harus rela kehilangan keindahannya. Ups, maaf... bukan kehilangan, tapi menghilangkan... Sudahlah, guyuran itu cukup membuat mataku panas, karena bahagia, haru, dan sakit. Sakit yang sama sekali bukan hakku... hhaha... Aku sudah lelah 'mandi hujan'... aku sudah capek menangis di bawah hujan. aku sudah lelah menertawakan kebodohan diriku senidiri.

Kini, biarkan aku tersenyum dengan ada ataupun tidak adanya 'matahari'. Bagiku itu sama saja... :') Ya sudaaahlaaah...

Satu fakta yang harus kuterima, mungkin saat ini aku masih menjadi 'sunflower'... Walaupun aku sendiri tak menginginkan analogi itu. Tapi, itulah aku. Cewek "berkerudung" yang harus menjaga hati, menjaga rasa, menjaga keberadaan fitrah cinta. Belum saatnya menjadi purnama yang sesungguhnya, heyyy itu terlalu dini. Saat ini hanya menjadi purnama ala Rina kecil yang masih terbayang dengan sunflower. hhaha... Cukuplah bagi cewek sepertiku ini, menyimpan rasa dalam hati, lagipula itu tidak akan membuatku nangis darah. hhaha... Aku kuat, aku tegar, akulah si penyimpan rasa, sang pemendam. Tidak menunjukkannya, apalagi menyatakannya. Suatu saat nanti, yeah suatu saat nanti, aku akan menjadi BULAN PURNAMA yang sebenar-benarnya... :) Ini semua, bagian dari revolusi itu sendiri. Langkah2 kecil untuk perjalanan selanjutnya. Yeah, 1 kata... Bersabarlah...Untuk yang terbaik... :)

Alhamdulillaah yaa Rabb, anugerah-Mu luar biasa indahnya, dan hamba yakin Engkau telah menyiapkan ANUGERAH YANG LEBIH INDAH LAGI untukku kelak, tentunya YANG TERBAIK dari-Mu... :')

Rasa itu fitrah, bersyukurlah telah merasakannya,Rin...

Meninggalkan hujan, meninggalkan matahari...

Meninggalkannya bukan berarti menolak fitrah yang indah ini, hanya saja saat ini aku ingin egois... Mengikuti kata hatiku yang udah capek bertahan... Maafkan keegoisan Mrs. Headstone ini... ;P

Kini biarlah waktu yang jawab semua, tanya hatiku...


July, 7th 2010
_rhiena_

0 comments:

Posting Komentar

Mohon komentarnya...