Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Alhamdulillah, puji syukur atas segala nikmat yang senantiasa dihadiahkan Allah kepada kita, hamba2-Nya yang sebenar-benarnya lemah. Shalawat serta salam spesial untuk Rasul kita tercinta, Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat en pengikut beliau dari awal hingga akhir zaman.
Hey, what's up brosist? Semoga slalu berada dibawah lindungan-Nya...aamiin...
Well, kali ini aku pengen nulis sekaligus sedikit berbagi pengalaman, tanpa maksud menggurui, karena aku pun masih lah seseorang yang awam, yang juga perlu bimbingan dan pengawasan dari teman2 sekalian.
"Kapan mau pakai kerudung?"
Pertanyaan yang sering dilontarkan kepada para gadis yang belum tersentuh hatinya untuk berkerudung atau berjilbab. Entah pertanyaan itu dilontarkan dalam konteks serius ataupun hanya
sebagai 'lelucon' untuk mencairkan suasana. Aku make judul ini, agar terkesan lebih ringan aja. ;)
Aku dulu juga pernah mendapat pertanyaan sejenis itu, bahkan dapat dikatakan 'sering' mendengarnya. Ketika aku mulai ikut majelis ta'lim (kami dulu menyebutnya majelis ta'lim, pas SMA baru aku tahu klo itu istilahnya liqo) ketika aku masih duduk di kelas 2 SMP. Waktu itu semangatku bener2 ON untuk mengikuti setiap pertemuan 2x seminggu di mushalla SPENSA. Rasanya waktu itu aku terlalu 'buta' akan agamaku sendiri, sehingga ketika aku berhadapan dengan suatu kegiatan yang dapat membuatku 'tahu' sedikit demi sedikit tentang Islam, akupun rasanya ingin hadir di setiap pertemuan itu. Terlebih ketika menghadiri majelis itu, aku harus berpakaian panjang alias pake jilbab, saat itu aku merasa identitasku muncul tanpa harus dipertanyakan, I'M MOSLEM!
Berbulan2 mengikuti majelis itu, dengan dibimbing 2 orang murobbi, Kak Nadia dan Kak Ayu, aku mulai memiliki keinginan untuk berjilbab. Iseng2, aku pernah menyampaikan keinginanku itu ke mamah, dan sudah dipastikan gimana mamah menanggapinya. Dengan spontan mamah bilang, "Rina mau pakai jilbab? Ah, ngaji aja belum lancar...Shalat masih bolong2..." Ketika mamah bilang gitu, aku langsung malu ma diri sendiri. Ya, langsung aja aku rajin baca Qur'an. Biasanya kalo disuruh, baru aku mau baca Al-Qur'an, semenjak mamah 'ngeledekin' aku, aku mulai baca Qur'an tiap selesai shalat Magribh en berusaha shalat 5 waktu. Begitu seterusnya, sampai akhirnya ketika akhir semester 2 kelas 2 SMP, salah satu murobbi kami, Kak Nadia, harus pindah ke kota kelahirannya.
Pas denger kabar kalo Kak Nadia mau pindah, kami semua nangis. Kami (apalagi aku) dah ngerasa
sayang bgt ma salah satu murobbi kami itu. Kak Nadia yang lembut tapi tegas, supel, suka becanda, penuh semangat, Subhanallah. Dan saat itu, kami harus rela berpisah dengannya, sesuai dengan sunnah Rasul, di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Setelah Kak Nadia pindah, majelis pun jarang terlaksana, kebetulan Kak Ayu juga mau pindah ke Banjarmasin. Sampai akhirnya, majelis itu bener2 terhenti. Dan keinginan untuk berjilbab dalam diriku mulai memudar.
Di saat itulah aku merasa iman yang sudah mulai terisi seiring dengan kegiatan majelis mulai kembali ke nol lagi. Dan saat itu, prinsipku mulai terabaikan, dan aku telah memilih jalan yang 'bisa dikatakan' sangat salah. Dan Allah pun meyadarkanku di saat aku bener2 merasa down. Begitu besar kasih sayang Allah terhadap umat-Nya. Begitu sayangnya Allah dengan seorang remaja yang bernama RINA PURNAMA SARI. Begitu baiknya Allah menjagaku. Hingga akupun mulai tersadarkan kembali, saat itu kelulusan SMP. Aku sangat ingin masuk SMANSA dan berniat untuk ikut rohis.
Alhamdulillah, keinginanku diwujudkan oleh Allah. Ketika GOE (kegiatan pengenalan & pemilihan ekstrakurikuler2 yang ada di SMANSA), aku mulai berjalan ke arah stand rohis. Tapi, langkahku selalu terhenti, berbalik, lalu kembali lagi, begitu seterusnya. Subhanallah, ternyata setan itu selalu menggoda kita untuk 'ragu' ketika ingin berjalan menuju kebenaran. Btw apa siiih Rin yang bikin loe ragu gitu ngedaftarin diri??? gini nih...
setan: ih, liatin tuh Rin. Yang ngedaftar di stand rohis pada jilbabab semua, kakak2 yang jaga juga jilbaban semua.
aku: ah, masa??? *sambil nengok ke stand rohis yang agak sepi*
setan: tu kan. loe liat sendiri, kaga ada yang gak jilbabab. loe belum pake jilbab kan, malu2in aja daftar rohis. sok alim loe.
aku: itu ada yang gak jilbaban... *nunjuk ke arah segerombolan makhluk di depan stand rohis*
setan: yaiyalah, yg loe tunjuk itu cowok2...edan... coba liat gak ada cewek yang jilbaban di stand rohis. ngapain loe daftar...malu2in...
aku: *bingung sambil berpikir, "ini siapa sih yang ngebisikin gw???jgn2 setan?!"*
iyaaaaaa...emaaaaang setaaaaan...hdeh2... (-_-!)
Dan Alhamdulillah, setan itu akhirnya terkalahkan juga ma keinginanku yang kuat buat ikut rohis, kebetulan aku ketemu temen (yang gak jilbabab juga) pengen ngedaftar di rohis, akhirnya kami bareng deh ke stand rohis. Subhanallah, di stand itu kami disambut hangat en kakak2 itu bilang, "Tenang aja De, gak usah malu. Rohis juga nerima yang gak jilbaban kok." *sambil senyum 10jari* (wduh, lebar amat yaaakkk!?) hhihihi...
Akhirnya aku jadi anggota rohis Smansa. 2 bulan setelah resmi jadi anak Smansa, bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun 2007, keinginan memakai kerudung dengan 'konsisten' mencapai puncaknya. Waktu itu aku ikutan kegiatan rohis, kebetulan rohis ngadain pesantren Ramadhan gitu, Subhanallah ramenya. Dan otomatis dong waktu kegiatan itu aku pake 'pakaian muslimah', dan celutukan2 tentang pakai jilbab pun mulai terdengar di telingaku..
"Subhanallah, Rina cantik bgt kalo pake jibab." (amiin, hhehehehehehehe... bisa aja nih kakak...)
"Wah, Rina... Kapan mau jilbabab beneran?"
"Rina pake jilbab aja..."
bla..bla..bla..
Entah kenapa, kalimat2 yang mereka lontarkan bener2 terdengar ikhlas. Aku tergugah, aku menangis, sampai akhirnya kusampaikan 'lagi' keinginanku untuk berjilbab ke mamahku. Kata mamah nanti aja, pas semester 2 atau naik kelas 2 SMA. Tapi aku bener2 gak bisa menahan keinginanku waktu itu, aku mikir "Ah, kalo umurku gak nyampe semester 2 gimana? gw kan kaga tau kapan gw kembali ada-Nya. Kalo ditunda2 terus ntar malah gak sempat, kapan lagi gw bisa ngelaksanain perintah-Nya yang satu ini? pokoknya lebaran tahun ini aku sudah harus berjilbab."
Akhirnya aku 'tengok2'duit tabunganku en kuambil beberapa lembar. Aku langsung ngacir ke tukang jahit sambil bawa baju seragam putih-hitam yang kupakai setiap hari Sabtu *kebetulan seragam hari Sabtu itu lengan panjang en rok panjang*. Aku ke tukang jahit buat bikin seragam baru, tapi yang 'lengan panjang+rok panjang', diam2 tanpa sepengetahuan orangtuaku.Sebelum lebaran seragamnya udah jadi, baru aku bilang ke ortuku. Dan gimana reaksi ortuku???? KAGET BUKAN MAIN...
"Gila nih anak, nekat bgt bikin seragam sendiri!" gitu ya Rin??? Ya gaaaak laaah!!! ortu kaget ala terharu gitu, sambil nanya pake duit siapa bikinnya??? ya pake duit tabungan laaah... Eh gak taunya duitnya digantiin...hhihiih... Gak boleh nolak rezeki kaaaan...fufufufu... Terus mamah bilang, "Alhamdulillah lah Bah, anak kita tanpa disuruh, tanpa kita paksa, sudah kawa memutuskan sesuatu yang bujur." Tanpa kuingin, airmataku meleleh pada saat itu.
Akupun langsung meluk mamahku. Rasanya itu kado Ramadhan terindahku. Alhamdulillaah. Belakangan akhirnya ku sadar, semua ucapan2 mamah ketika menanggapi keinginanku untuk berjilbab itu ada maknanya loh, mamah bukannya ingin menyuruhku untuk memperlancar bacaanku ataupun melengkapi shalat 5 waktuku sehingga menghalangiku untuk berjilbab. Bukan, bukan itu tujuannya. Mamah ingin aku benar2 "PAHAM" dengan keinginanku. Mamah ingin aku benar2 "KUAT" mempertahankannya. Mamah bener2 ingin aku ISTIQAMAH atas apa yang kuputuskan. Alhamdulillah, aku memiliki seorang mamah yang selalu mendukung anaknya, abah juga. Aku bersyukur diberikan kelancaran saat ingin memakai jilbab, dibandingkan pada tahun 80an-90an ketika jilbab dianggap jadi penghalang. Aku baca di buku "Jilbab Pertamaku", Subhanallah ternyata banyak bgt halangannya. Ada yang gak dibolehin ortu, ada yang dilarang ma sekolah, ada yang diancam dipecat dari kerjaan, ada yang dianggap jauh dari jodoh, dsb. Oleh karena itu, aku teramat sangat bersyukur telah diberikan kelapangan jalan untuk menunaikan kewajiban Allah yang satu ini. Alhamdulillah. :)
Yap, yang tadi itu aku hanya berbagi pengalaman. Sekarang yuks mari kita balik ke topik.
"Kapan mau pake kerudung?"
"Kok gak jilbaban sih?"
Jawaban yang sering terdengar (termasuk jawaban yang kujadikan tameng DULU)
1. "InsyaAllah, nunggu hidayah datang doakan ya." Jawaban yang sangat 'islami', gkgkgk... bener juga sih, dengan adanya hidayah serasa ikhlas untuk memakainya. Tapi setelah dipikir2, hidayah itu gak akan datang jika kita gak berusaha untuk mencarinya. So, jangan nunggu aja, tapi kejar. Kalo nunggu aja, kapan dapatnya??? Biasanya hidayah akan datang ketika muncul niat untuk merevolusi diri kita dan kita berusaha untuk mencari dan mewujudkannya. Jadi, jangan nunggu aja kerjaannya. Lagian berjilbab itu KEWAJIBAN semua perempuan yang sudah baligh. Dah ada perintahnya tuh dalam Al-Qur'an. Aku menyayangkan diriku sendiri, kenapa aku baru 'sadar' 4 tahun setelah baligh (dosa sudah numpuk lebih dari segunung, ditambah lagi belum pake jilbab selama 4 tahun, ampun Yaa Rabb). Aku 'iri' dengan mereka yang sudah menutupi auratnya sejak baligh, bahkan sejak kecil.
2. "Hmmm, aku belum siap. ntar deh kapan2. aku nge'jilbabin' hatiku dulu deh. Lagian Allah Maha Pengertian kok."
jiah, gubraaak... Lha, kita sendiri bisa ngertiin perintah Allah gak??? Masa cuman mau dimengerti sama Allah, tanpa mau mengerti kewajiban yang Dia perintahkan. Yang jadi majikan siapa? yang jadi hamba siapa? Belum siap? kapan siapnya? ntar pas tua? emangnya ada yang menjamin kalo kita panjang umur mpe tua? kalo gak sempat gimana? siap gak siap, harus siap dong. Jangan mau seperti aku dulu, menunda2 keinginan sampai ditegur Allah baru sadar, huft. Jangan kayak aku deh pokoknya. Harus siaaaaaap!!! :)
3. "Wah, shalatku masih bolong2, ngaji belum beres, masih buta ma pengetahuan agama. masa aku make jilbab?"
Shalat mah emang wajib kali, gak ada hubungannya ma keputusan untuk make jilbab. Terus gak peduli gimana pengetahuan(pemahaman) Islamnya atau kemampuan ngajinya kayak gimana, semua kena kewajiban 'berjilbab'. Intinya berjilbab itu wajib! kudu! harus! Dan ALANGKAH BAIKNYA, setelah berkerudung si muslimah terus belajar menyempurnakan pemahaman Islamnya, en terus berusaha memperbaiki kekurangannya, baik dalam shalat, mengaji, dsb. So, jadikan jilbab sebagai motivasi perbaikan diri dari waktu ke waktu.
4. "Ngeliat orang pake jilbab aja gw gerah, apalagi kalo gw yang make. Bumi panas tau, loe gak twu ya, global warming neh. Bisa2 gw nyebur ke kolam ikan klo gw pake jilbab."
Hdeh2, ini jawaban yang sarat akan alasan yang gak nyambung, pake global warming segala. ckckck. Hey, simpel aja ya. Loe mau kepanasan di bumi atau mau kepanasan di neraka? hayooo... Setidaknya dengan melaksanakan perintah Allah untuk menutup aurat, InsyaAllah kita dapat pahala (tentunya dengan niat yang jelas). Ya, tinggal dipilih, gerah karena jilbab ato panas api neraka??? Lagian, gak gerah2 amat kok. Kalo udah terbiasa malah terasa adem, kita juga bisa meng'adem'kan pandangan orang lain, khususnya pandangan kaum adam (mencegah kaum adam menambah dosa karena melihat hal2 yang bukan haknya). InsyaAllah.
5. "Hah? Make jilbab? Rambut gw ketutupan dong. Rambut mahkota wanita loh, gimana bisa ngegaet cowok ntar kalo rambut ketutup ma jilbab. Jauh jodoh, trus ntar susah nyari kerja di tempat kerja yang elit. Gak lah, ntar2 aja."
wah, ini nih alasan paraaaaah bgt. Ya, betul sekali bahwa rambut itu mahkota wanita. OLEH KARENA ITU, JAGALAH MAHKOTA ITU! (seperti halnya kita menjaga kevirginan kita en SELURUH tubuh kita). Kan bangga juga, dah nyembunyiin rambut en anggota tubuh lainnya dari pandangan cwo2 yang bukan muhrim secara langsung, trus kita persembahkan spesial buat suami kita ntar, beuuuh mantabbb... Tentang jodoh en kerjaan, sudah ada yang ngatur. Yakinlah. Semua ada di tangan Allah. Lagian sekarang ini udah jarang qo tempat kerja elit yang melarang untuk berjilbab (kalo dulu katanya banyak bgt). Malahan di kantor2 pemerintahan, diwajibkan berkerudung. Alhamdulillah, semua mudah qo kalo kita menjalaninya dengan ikhlas.
Dan masih banyak alasan2 lain yang di'pakai' ketika ditanya,
"Kapan mau pakai kerudung?"
Biasanya, selain alasan2 itu, banyak 'pikiran2' yang menghantui "kalo aku pake kerudung, ntar bla bla bla." Ketakutan & kekhawatiran akan komen2 yang terdengar 'negatif' yang akan muncul ketika memakai jilbab pertama. Misalnya:
- "Cakepan gak pake jilbab deh, Neng." (masa siiiiiih?ckckck)
wah, gw juga pernah nih dapat komen kaya gini. Untungnya banyak juga yang bilang kalo gw lebih manis pake kerudung,hhihi (sekali2 narsis gak apa2 ya...fufufu)
-"Eh, ada Bu Haji lewat. Assalamu'alaikum Bu Haji." (Wa'alaikumsalam...*sambil senyum 5 jari* --> lebay)
kalo gini mah, di'Amin'in aja. Siapa juga yang gak mau jadi Bu Haji. hhehe...
- "Widiiiih dah insyaf ya???"
ya bagus dong kalo udah insyaf. Ntar keburu mati kalo gak insyaf2. ckckck...
- "Sok alim loe, pake jilbab segala."
wah, ini nih komen yang nyebelin. Bejat salah, jadi alim juga salah, seakan2 gitu. Terserahlah mau dibilang sok alim, sok sholehah, en sok2 lainnya. Yang penting luruskan niat en Allah Maha Mengetahui segala sesuatu tentang umat-Nya. Siapa juga yang gak mau jadi alim/sholehah. Ingat, tanpa 'sok' loh yaaa...hhe...
- "Dah pake jilbab sekarang? takut tambah item yaaaaa?!"
gubrak!!! gw pernah nih dikomentari macam beginian, sebel bgt gw. Astaghfirullah, masa berkerudung gara2 takut item? Rasanya itu sama aja dengan mempermainkan perintah Allah. Na'udzubillahi min dzalik. Jangan sampai deh terbesit niat yang begituan.
- "Rambutnya salah potong ya?"
- "Idih, loe kaya lontong lagi jalan."
- "Ada karung beras mau lewat, kasih jalang nyoook."
- "Pasti loe ketombean, jadinya loe mutusin pake jilbab, hayoooo ngaku..." (ah, sesama ketombean jangan menghina dong... *loh???gubrak!!!*)
Masih banyak komen2 yang terdengar 'rada menyakitkan' yang muncul ketika mulai berjilbab. Bagi seorang muslimah tangguh, itu sih cuman hal2 biasa yang gampang buat dilalui. Cuekin aja, emang gue pikirin. Gue lebih mikirin Tuhan gw daripada omongan2 loe. Hhihihi... serem amat kalimatnya.
Yang jelas, jilbab BUKAN SATU-SATUNYA indikator ketaqwaan seorang perempuan, tetapi berjilbab merupakan suatu realisasi amaliyah dari keimanan (ingat pelajaran agama Islam tentang pengertian Iman, salah satunya harus dibuktikan dengan amal/perbuatan nyata). Hingga akhirnya amal itu akan merujuk pada sisi ketaqwaan kita. Satu yang pasti, Berjilbab itu kewajiban untuk semua muslimah.
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab : 59)
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya…..” (QS. An-Nuur : 31)
Tegas sebelum konsisten. Tegaslah mengenai apa yang menjadi keinginanmu, lalu sulaplah ia menjadi sebuah komitmen, hingga kau bisa seterusnya konsisten dengan apa yang kamu putuskan. :)
So,
"Kapan mau pakai kerudung?"
DETIK INI JUGA!!! (langsung lari ke toko beli baju Muslim+jilbab sambil salto, jiahahaha...)
SEMANGAT KAWAN!!! ^^
nb: sebenernya pengertian jilbab dan kerudung itu berbeda. Jilbab itu menjulur ke badan dan lebar. Sedangkan kerudung merupakan kain penutup kepala. Jelas kelihatan, bahwa jilbab lebih mantap ketimbang kerudung. Tapi dalam masyarakat sekarang jilbab en kerudung itu sama saja. Hanya segelintir orang yang tahu perbedaannya.
Afwan jiddan jika banyak kata2 yang salah ataupun terkesan 'sok'... Semata2 hanya ingin berbagi pengalaman dan menulis apa yang ada dalam pikiran. Sesungguhnya ana sendiri masih banyak kekurangan, ana sendiri bukanlah seorang 'jilbaber' yang tangguh, masih sering terombang-ambing dalam pergaulan. Untuk itu ana menulis, untuk itu ana memohon kontrol dari kawan2 sekalian. Ana belumlah menjadi pemakai 'jilbab' yang sepenuhnya, tapi ana akan berusaha untuk terus memperbaikinya. Mohon bantuannya untuk berevolusi, berubah menjadi lebih baik lagi. :)
Kekurangan dan kekhilafan adalah milik ana sebagai seorang manusia, dan kesempurnaan semata2 hanya milik Allah swt. Mohon maaf atas segala kekurangan, semoga bermanfaat... ^^
_purnama_
(20 Juli 2010)