15 Agustus 2010

Belajar di Sepanjang Hayat...Why Not???

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Mari kita ucapkan "Alhamdulillah" atas segala nikmat yang masih di'hadiahkan' Allah swt untuk kita sekalian. Nikmat Iman dan Islam, itu yang utama dan luar biasa indahnya. :)



wah,goekil bgt nih hitungannya, kalo dikoreksi dari math side'nya sih bener,hhihi...tpi  gak bener nih picture yang ada di atas. Jangan dipercaya ya... hhihihi...cuman buat joke aja kok... oke, mari kita masuk ke topik kita kali ini...Bismillaah...

Pasti loe semua sering dengar hadist yang bunyinya gini, "Carilah ilmu dari buaian hingga liang lahat."
Pada hakikatnya, hadist ini merujuk pada judul postingan kali ini. Apaan sih Rin? Gini looooh, Rasulullah saja mengajarkan kita untuk mencari ilmu dari buaian (masih kecil segede semangka, lho?????) mpe liang lahat (dimakan ulat sekecil biji semangka, lho lagi?????)... Intinya kan, Belajar di sepanjang hayat. Betul???


Ilmu bukan hanya didapat dari lembaga2 pendidikan yang formal seperti sekolah, tempat les, ataupun perpustakaan. Ilmu dapat kita peroleh dimana aja, kapan aja, dari siapa aja, dalam keadaan gimana aja. Ilmu ada dimana-mana. Siapapun dan apapun bisa menjadi guru bagi kita (tentunya yang baik2 loh yaaa...). Nah, maksud dari hadist di atas yaitu menghimbau kepada kita semua untuk 'berburu' ilmu dari proses2 kehidupan yang kita lalui di dunia. Maknailah setiap langkah kecil kita di dunia untuk proses pembelajaran.

Nasihat ulama dari beberapa tahun silam:
"Siapa yang ingin (kesuksesan) dunia maka dengan ilmu.
Siapa yang ingin (kesuksesan) akhirat maka dengan ilmu.
Siapa yang ingin (kesuksesan) pada keduanya, maka dengan ilmu."

Nah lo, siapa yang mau sukses dunia akhirat???? (wduh, semuanya angkat tangan...ckck...)

Jadi ilmu itu penting bgt buat kita, sobat. Bisa membawa kita menuju kesuksesan dunia akhirat. Siapa coba yang gak mau sukses dunia wal akhirati, beuh gw juga pengen bgt, cita2 tuh.
Nah, ironinya belajar itu identik dengan 'pengekangan' atas kebebasan (bagi kebanyakan orang). Belajar itu seakan2 suatu hal yang bikin suntuk en kita gak bisa senang2 karena harus 'belajar'. Ini nih masalahnya, kebanyakan dari kita (kita?loe aja ma monyet,hhihihi) hanya ingin melihat en menikmati hasil dari proses ketimbang menjalani proses itu sendiri. Nah lo jadi bingung. Maksud gw gini, kita lebih suka mengkhayal (mengkhayal beda loh ya sama punya impian) suatu hal yang ingin kita raih tanpa mau meamalkan usaha yang nyata. Alangkah baiknya jika khayalan itu direalisasikan dalam wujud konkrit yang dapat membawa kita kepada hal yang ingin kita raih. Proses itu penting, Sobat. Dari proses kita bisa belajar banyak, bukan hanya ilmu pengetahuan, akan tetapi ilmu dari segala aspek kehidupan. So, jangan pernah ragu untuk melalui sebuah proses pembelajaran, enjot it and u will get the best of you. :)

Kata Imam Syafi'i, "Barangsiapa yang tidak menikmati sulitnya belajar meski sesaat maka ia akan tertimpa kehinaan dan kebodohan sepanjang hayatnya"
Na'udzubillahi min dzalik...

Masalah lainnya adalah, lingkungan yang sudah tersugesti tidak menghargai ilmu itu sendiri. Ih, serem amat yak???emang buktinya apa Rin??? Loe liat aja, tepuk tangan lebih banyak ditujukan untuk mereka2 yang memiliki suara yang bagus, atau fisik yang ganteng/cantik. Sedangkan untuk yang berprestasi, yang juara kelas, yang pinter ngaji, hampir tidak ada tepuk tangan yang 'MERIAH'. Di sini kelihatan betul bahwa bangsa Indonesia kurang menghargai ilmu. Coba kita tengok bangsa Jepang yang dulu pernah dihancurkan bom Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945, sekarang? Subhanallah, mereka bisa bangkit, bahkan bisa menyusul bangsa AS dll dalam bidang teknologi. Karena apa? Karena mereka menghargai ilmu. Bandingkan dengan Indonesia yang tahun 1945 merdeka (merdeka teman, bukan hancur kaya Jepang pada 1945), sekarang? Miris hati melihat bangsa Indonesia kian terpuruk. Padahal kita bisa, kita bisa untuk berevolusi, mulai dari diri sendiri, hargailah ilmu, bergeraklah, dan berikan konstribusi positif untuk bangsa dan agama tentunya.

Ilmu bukan hanya sekadar ilmu pengetahuan. Dalam sebuah buku mengatakan bahwa rahasia kebangkitan umat Islam dan kesuksesan hidup kita di dunia dan akhirat, ada pada ilmu pengetahuan dan agama. So, pelajarilah keduanya selagi kita mampu bernafas, selagi kita masih diberi kesempatan oleh-Nya.

Belajar dapat kita lakukan dengan berbagai cara... Membaca, mendengarkan, bertanya, menulis, bahkan berbicara.

1. Membaca
Allah swt. menurunkan ayat pertama kepada Nabi Muhammad yang berbunyi, "Iqraa..." yang artinya "Bacalah..." Subhanallah, di malam penuh wahyu itu Allah mengajarkan manusia untuk mencintai budaya membaca dan mencintai ilmu. Allah sudah memerintahkan untuk membaca, karena dari membaca kita akan memperoleh ilmu. Dan yang pasti bacalah Al-Qur'an, karena Al-Qur'an adalah sumber dari segalanya. Al-Qur'an adalah Rumus Canggih. Jadi ingat lagu Nasyid Justice Voice. ^^

2. Mendengarkan
Firman Allah swt. : "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (Q.S. An-Nahl:78)
Subhanallah, betapa Maha Baiknya Allah yang telah mengaruniakan pendengaran kepada kita semua untuk digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat mengubah kita yang awalnya "tidak mengetahui sesuatu pun" menjadi tahu.

3. Bertanya
"Malu bertanya, sesat di jalan" hhihi...kadang2 banyak yang malu buat nanya, takut dikira bego lah, takut dikira SKSD, takut gak nyambung, dan takut2 lainnya. Padahal sudah ada perintah-Nya dalam Al-Qur'an :
"........, maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (An-Nahl:43)
Nah, daripada tambah tersesat, mending nanya yeee....hhihi...

4. Menulis
Dengan menulis kita bisa menuangkan ode2 yang ada dalam pikiran kita. Di samping itu, menulis juga bisa 'mengumpulkan' ilmu2 yang telah kita dapatkan. Bahkan dahulu, para Imam Mahzab senantiasa menulis apa yang diperoleh dari guru2nya. Salah satunya Ash Syafi'i, beliau sering kesulitan untuk membeli tinta dsb, oleh karena itu beliau sering mencari tulang2 ntuk menulisinya tentang ilmu yang telah beliau dapatkan. Terkadang beliau juga pergi ke kantor pemerintah untuk mencari kertas2 bekas untuk menulis hal2 yang telah ia dapatkan dari proses belajar. Jika catatan2nya sudah mulai memenuhi kamar, maka beliau akan menghapalnya. Subhanallah, pembelajar yang luar biasa tangguhnya. Oia, selain itu, dengan menulis kita juga bisa mendapat masukan untuk lebih baik lagi, InsyaAllah.

5. Berbicara
Dalam hal ini, berdiskusi. Hal ini pun termasuk cara belajar. Dengan cara ini kita bisa sharing satu sama lain, dan berbagi ilmu dengan yang lain. Di samping itu juga bisa mempererat silaturahmi, betul gak???hhehe...

Well, marilah merubah diri, jadikan diri kita sebagai 'pembelajar' sepanjang hayat. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin, ingat '5' sebelum '5'. Yaitu sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati. Berusaha untuk memanajemen waktu semaksimal mungkin. Carilah ilmu, hauslah akan ilmu, mari berburu ilmu, tidak hanya ilmu pengetahuan, ditambah ilmu agama akan klop rasanya.

Tidak ada kata cukup dalam mencari ilmu, Belajar di Sepanjang Hayat...Why Not???
Go Go Go Pembelajar Sepanjang Hayat...Keep on istiqamah!!! ^^


Afwan jiddan atas segala salah dalam kata2 yang terangkai.
Semoga bermanfaat.

_purnama_

(23 Juli 2010)

0 comments:

Posting Komentar

Mohon komentarnya...