Sosok itu luar biasa. Sangat supel ketika bertemu pertama kali dengan orang-orang yang tak dikenal. Bercerita ke sana-sini, mencoba mengakrabkan diri. Entah koheren atau tidak, aku yakin tujuannya hanya satu, mengajak berbicara untuk menghangatkan suasana. Terbuka dengan siapa saja, bercerita tentang istrinya, anak-anaknya, keluarganya, dan hal-hal lainnya. Tak jarang, sosok itu melemparkan beberapa lelucon yang membuatnya tertawa sendiri, dan orang yang mendengarnya ikut terkekeh.
Beliau itu luar biasa. Selalu bertanggung jawab dengan apa yang telah diamanahkan kepadanya. Mengerjakan dengan sepenuh hati, berharap cemas agar segala sesuatunya berjalan sesuai perhitungannya. Beliau benar-benar bekerja, seorang pekerja keras, yang tidak pernah makan gaji buta. Tak pernah melemparkan tugas begitu saja. Jika lelah, ia akan meminta tolong pada staffnya sambil mengarahkan. Disukai oleh para staffnya, karena sering ngasih bonus di akhir pekerjaan. Sosok yang royal dan senang berbagi.
Laki-laki itu luar biasa. Senantiasa bertahan dalam kesederhanaan dan kelurusan hatinya. Di saat teman-teman kantornya sudah ribut dengan mobil-mobil baru dan blackberrynya, ia masih bertahan dengan motor dinas dan hapenya yang biasa. Tak pernah sedikit pun merasa gengsi dan ingin bergaya. Ketika nafsu akan harta dunia memenuhi atmosfer tempat kerjanya, ia mencoba bertahan dalam kelurusan dan minta dijagakan Allah dari hal-hal yang haram hukumnya. Jujur, seiring dengan kelurusan hatinya.
Pria itu luar biasa. Berdzikir setiap waktu, bersyukur setiap saat. Tak pernah lupa bahwa semuanya berasal dari Allah, semuanya sejatinya milik Allah. Setiap saat mencari hikmah yang tercecer dilangkah hidupnya. Diresapi, direnungkan, dan dibagi kepada semua orang yang ditemuinya. Selalu menyebut nama orangtua, istri, dan anak-anak dalam doanya. Meminta untuk diberikan kebahagiaan dunia akhirat. Memohon agar kami semua dimatikan dalam keadaan khusnul khatimah. Memahami betul hakikat dari hidup yang fana. Selalu membantu saudara yang sedang kesusahan.
ABAH ITU LUAR BIASA. Sosok suami yang sangat baik untuk mamah. Sosok ayah yang sangat baik untuk aku, Fajar, dan Adi. Abah yang selalu memilih untuk makan bersama di rumah ketimbang makan di luar. Abah yang selalu jadi imam shalat berjama'ah di rumah. Abah yang selalu mengerjakan urusan rumah ketika mamah sakit. Abah yang selalu membantu kami dalam mengerjakan tugas kampus/sekolah. Abah yang selalu membelikan segala sesuatu yang kami perlukan, dengan sesegera mungkin. Abah yang selalu semangat dalam mencari nafkah untuk menyekolahkan kami setinggi-tingginya. Abah yang selalu tersenyum gembira ketika melihat kami makan masakan mamah dengan lahapnya. Abah yang selalu memberikan semangat dan kekuatan ketika kami sudah mulai lelah dengan kegiatan kampus/sekolah. Abah yang selalu menampakkan kasih sayangnya untuk mamah dan kami. Abah yang selalu menepati janji-janjinya. Abah yang hanya memikirkan mamah dan kami. Abah yang selalu mendoakan kami dengan kalimat-kalimatnya yang menggetarkan hati. Abah yang selalu masuk ke dalam kamar anak-anaknya , setelah kami tertidur pulas. Abah yang selalu mendengarkan cerita istri dan anak-anaknya, sambil memberikan solusi terbijak untuk kami semua. Abah yang selalu selalu selalu mencontohkan hal-hal luar biasa pada istri dan anak-anaknya. Terlalu banyak, sangat banyak, hal-hal luar biasa yang ada pada diri abah. Mungkin jika dijabarkan dengan spesifik, jari ini takkan mampu mengetiknya. Sosok yang lurus hatinya, apa adanya, supel, suka bercanda, penyayang, pekerja keras, dewasa, lucu, dan LUAR BIASA.
Mamah, aku, Fajar, dan Adi menyayangi abah, sangat teramat sangat menyayangi abah. Dan ternyata Allah JAUH LEBIH SAYANG dengan abah. Hingga abah dipanggil lebih dulu oleh-Nya. Ya, kembali kepada Sang Pemiliknya. Tepat pada tanggal 17 Dzulqaidah 1433 H, abah berpulang ke rahmatullah. Begitu tenang, begitu gampang, dengan lantunan dzikir yang diucapkan abah berulang-ulang hingga malaikat izrail mencabut nyawanya, tanpa rasa sakit, tanpa kata aduh ataupun mengerang. Hanya berdzikir, "Laa ilahaillallahu muhammadarrasulullaah..." hingga nafas itu berhenti. Begitu cerita mamah. Ya, di akhir waktunya, abah hanya didampingi mamah. Fajar dan Adi sudah berangkat sekolah, aku sendiri masih di Banjarmasin untuk kuliah. Begitu cepat abah pergi, dalam hitungan menit yang dapat dihitung dengan jari tangan. Tanpa sakit sebelumnya, tanpa tanda sebelumnya. Abah tak ingin menyusahkan orang-orang yang ditinggalkannya. Abah seperti hanya membuka pintu pulang, keluar, lantas pergi begitu saja, tak pernah kembali lagi. Tapi sungguh, abah selalu ada di hati kami. :')
Abah, Rina sayang sama abah. Sayaaaang sesayang-sayangnya. Rina sayang abah karena Allah. Sama seperti mamah, Fajar, dan Adi. Kami sayang abah karena Allah, jadi jika Allah lebih sayang abah dan memanggil abah duluan, kami ikhlas. Kami akan meraup segenap hikmah yang berhamburan dalam ujian ini, kami akan menjadi hamba-hamba-Nya yang kuat, Bah. InsyaAllah. Abah pasti sudah tenang kan di sana. Allah pasti sayang sama abah, sayang sesayang-sayangnya. :')
Terlalu banyak ucapan dari orang-orang yang menggambarkan betapa baiknya pribadi seorang Alm. Ir. H. Agus Mawardi. Sungguh, tak terhitung berapa orang yang membisikkan, "Abah kamu orangnya baik banget, yang sabar ya. Allah sayang sama abah kamu, makanya dipanggil duluan. Abah orangnya baik, Rin." di hari itu, sangat banyak. :')
Beberapa bulan terakhir, abah sering banget bilang gini, "Beruntung banar kita punya mamah. Abah merasa beruntuuuuuung banar. Alhamdulillaah." (Beruntung banget kita punya mamah. Abah ngerasa beruntuuuuuung banget.) Sungguh, nampak sekali rasa cinta abah ke mamah. Bahkan di hari terakhir abah di dunia, abah masih saja sempat mengkhawatirkan mamah dan menunjukkan kasih sayangnya dengan luar biasa. Yaa Rabb, ingin rasanya punya suami seperti abah kelak. :')
Abah, semoga kuburmu dilapangkan, diterangkan. Semoga Allah menerima semua amal ibadah yang abah kerjakan selama di dunia. Semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa yang telah abah perbuat semasa di dunia. Semoga Allah mengumpulkan kita kembali di dalam surga-Nya kelak. :')
Kami akan bertahan, kami kuat, kami akan terus semangat, Bah. Memenuhi segala permintaanmu, harapanmu, cita-citamu. Yang terbaik bagimu, ABAH... :')
Kami sangat beruntung karena diberikan kesempatan untuk hidup bersamamu, abah. Amat sangat BERUNTUNG. :')
Really love you, Abah. Because of Allah swt. :')
-Nisrina Naflah-
0 comments:
Posting Komentar
Mohon komentarnya...