25 Januari 2013

Tidak Pernah

"Aku tidak pernah seantusias dan selalu seantusias seperti ini ketika membuka lembar demi lembar penunjuk kabar. Entahlah, semua tampak luar biasa. Mencetuskan suatu spirit yang aku sendiri tidak mengerti sumbernya darimana. Rasa meledak dan kegembiraan yang membuncah, tanpa alasan. Walaupun banyak duri-duri yang telah dan siap menusuk, memecah gelembung-gelembung kebahagian, suasana hati ini tetap demikian. Meluap seakan mengalami euforia tertinggi. Gaduh yang indah. Getaran yang kurindukan. Setidaknya, aku akan selalu seperti ini, hingga jawaban pasti itu datang. Jawaban atas doa dan janji yang kulantunkan, merdu, memecah keheningan."

-Nisrina Naflah-

15 Januari 2013

Untitled 6

Hari ini aku tertidur usai adzan Isya, seakan lemah. Padahal seharian aku gak melakukan hal-hal yang bikin cape. Aku cuma ke Bank tadi pagi jam 10 dan pulang jam 11. Oh ya, sorenya nyuci-nyuci sampai 3 kali. Cape? Gak sih, mungkin lebih tepatnya suntuk. Bukan, lebih tepatnya lagi uring-uringan. Aku pikir begitu, tapi setelah terbangun jam setengah 10 ini, aku kayak orang kebingungan. Sungguh, aku merasa seperti ada suara taxi, kemudian bunyi pagar rumah dibuka, dan ketukan pintu dengan salam yang bijak. Ya, seperti itulah suasana saat abah pulang dari setiap dinasnya ke luar kota/pulau dulu. Dulu, sebelum Allah memanggilnya. Ya, saat terbangun, itu yang kurasakan. Membuat airmata ini meleleh sendiri seperti es krim yang terkena panas matahari. Luluh. Akhirnya aku sadar, kenapa aku seakan lemah. AKU SEDANG MERINDUKANNYA, merindukan abah, sangat merindukannya.