26 Desember 2015

Baca Ini Bacaaa

Dapat tulisan ini dari facebook salah satu ibu dosen favoritku yang penuh inspirasi (inspirasi dalam segala hal, terutama untuk menjadi istri dan ibunda yang luar biasa). Berhubung isinya bagus, dan biar ntar kalo udah nikah (semoga segera, aamiin) bisa dibaca2 ulang, jadi aku posting di blog ini, hhehe.

Memelihara Rasa Suka kepada Pasangan

“Konsentrasikan ingatan anda. Hadirkan semua sisi kebaikan pasangan anda selama ini. Kumpulkan semua sisi positif pasangan anda”, demikian kalimat perintah saya kepada para peserta Pelatihan Wonderful Family.

“Waktu anda tiga menit untuk menuliskan semua sisi kebaikan dan sisi positif pasangan anda. Silakan mulai menulis !” lanjut saya. Sekitar 100 pasangan suami isteri peserta Pelatihan tersebut segera menulis di atas kertas yang telah disediakan panitia.

Satu menit berlalu. Saya perhatikan peserta serius mengingat kebaikan pasangan untuk dituliskan. Dua menit berlalu. Beberapa peserta tampak sudah selesai menulis. Tak ada lagi kalimat yang akan dituliskan. Tiga menit sudah, waktu untuk peserta habis.

“Waktu habis. Silakan berhenti menulis”, ungkap saya.

“Sekarang hitung berapa poin kebaikan pasangan yang berhasil anda hadirkan dalam tiga menit ini”.

Tampak para peserta menghitung poin yang barusan selesai mereka tuliskan.

“Siapa yang menulis di atas 20 poin?” tanya saya. Tidak seorangpun angkat tangan.

“Siapa yang menulis lebih dari 15 poin?” Seorang wanita angkat tangan. Segera saya minta ia maju ke depan forum. Ternyata ia menulis 16 poin kebaikan suaminya.

“Tolong bacakan 16 poin kebaikan suami tersebut”, pinta saya.

“Suami saya adalah lelaki yang penuh dengan kebaikan. Sangat banyak kebaikannya, tidak cukup waktu bagi saya untuk menuliskan semuanya. Ini sebagian kecil dari begitu banyak kebaikannya”, jawab wanita tersebut terbata-bata.

“Pertama, suami saya rajin ibadah. Kedua, ia lelaki yang ganteng. Ketiga, sikapnya sangat romantis. Keempat, setiap hari selalu ada kata sayang untuk saya.....” lanjutnya.

“Terus?” tanya saya. Ia tidak mampu meneruskan. Matanya berkaca-kaca.

“Biar saya yang membacanya”, ungkap saya. Iapun memberikan kertas kerjanya.

Saya mulai membaca. “....Kelima, senang memijit isteri. Keenam, senang membantu pekerjaan isteri di rumah. Ketujuh, pandai mendidik anak-anak. Kedelapan, suami saya sangat sabar. Kesembilan, menghormati orang tua dan mertua. Kesepuluh, tidak rewel dalam urusan makan.....” dan seterusnya. Saya membacakan enambelas poin kebaikan suami yang ia tuliskan.

Luar biasa. Sangat jarang kami temukan peserta yang mampu menulis kebaikan pasangan dalam waktu sesingkat itu. Hanya tiga menit saja, namun ia mampu menuliskan enambelas poin kebaikan pasangan.

Saya segera mengapresiasi dengan memberikan hadiah kepadanya. Saya katakan di forum, “Bersyukurlah suami yang isterinya mampu melihat sangat banyak kebaikan suami. Bersyukurlah isteri yang suaminya mampu melihat sangat banyak kebaikan isteri”.

Inilah yang sering saya sampaikan di berbagai forum, bahwa cara untuk menjaga rasa suka kepada pasangan adalah dengan jalan mengingat berbagai kebaikan pasangan. Fokus melihat sisi positif, sisi kelebihan, sisi kebaikan pasangan yang ada pada pasangan.

Kenyataannya, setiap hari pasangan hidup kita melakukan sangat banyak perbuatan baik kepada kita, sejak bangun tidur di pagi hari hingga berangkat tidur lagi di malam hari. Sangat banyak perbuatan baik yang dilakukan pasangan kepada kita, namun karena dilakukan setiap hari maka dianggap sebagai sesuatu yang biasa.

Isteri memasak setiap hari untuk keperluan keluarga, dianggap hal biasa. Bahkan sebagian suami menganggapnya sebagai kewajiban, bukan kebaikan.

Suami yang setiap hari bekerja keras mencari nafkah adalah kebaikan. Namun karena itu yang menjadi kegiatannya setiap hari, maka dianggap sebagai hal yang lumrah dan wajar saja. Bahkan sebagian isteri mengatakan, itu bukan kebaikan karena memang menjadi kewajiban para suami untuk melakukannya.

Saya tanyakan kepada para peserta laki-laki, “Apakah para suami di sini rutin memberikan nafkah kepada isterinya ?”

Para suami menjawab, “Ya, kami rutin memberi nafkah untuk keluarga”.

Pertanyaan saya kepada para peserta perempuan, “Siapakah di antara anda yang menuliskan pemberian nafkah rutin sebagai kebaikan suami?”

Ternyata hanya tiga peserta perempuan yang angkat tangan.

Ketika saya tanyakan kepada para isteri di forum itu, “Mengapa anda tidak menuliskan pemberian nafkah sebagai kebaikan suami?”

Jawaban para isteri beragam. Ada yang menjawab, “Karena itu sudah biasa dilakukan, jadi wajar saja”. Ada yang menjawab, “Karena itu memang sudah menjadi kewajibannya”. Ada yang menjawab, “Karena itu sudah menjadi rutinitas, sehingga tidak dicatat sebagai kebaikan”.

Bahkan ada yang menjawab, “Karena ngasihnya Cuma sedikit...”

Berikutnya saya tanyakan kepada para peserta perempuan, “Apakah para isteri di sini rutin memasak untuk keluarga di rumah?”

Para isteri menjawab, “Ya setiap hari kami memasak”.

Pertanyaan saya kepada peserta laki-laki, “Siapakah di antara anda yang menuliskan, isteri rutin memasak untuk keluarga sebagai kebaikan isteri?”

Ternyata hanya dua peserta yang angkat tangan.

Ketika saya tanyakan kepada para suami, “Mengapa anda tidak menuliskan memasak sebagai kebaikan isteri anda?”

Jawaban para suami, “Itu kan sudah menjadi kewajibannya”. Sebagian lain mengatakan, “Itu sudah biasa dilakukan semua perempuan dimana-mana”.

Begitulah mereka memahami tentang aktivitas memasak yang dilakukan isteri setiap hari di rumah. Seakan-akan sudah menjadi kewajaran sehingga tidak dicatat sebagai kebaikan.

Ketika saya tanyakan di forum, “Orang yang melakukan kewajiban itu orang baik atau tidak baik?”

Serentak mereka menjawab, “Orang baik”.

Nah, jadi mengapa anda tidak menganggap kewajiban yang dilakukan pasangan anda sebagai kebaikan? Bukankah orang yang menunaikan kewajiban adalah orang baik?

Kenyataannya, kita semua akan bersedih apabila pasangan kita menolak melakukan kewajibannya.

Maka, janganlah kekurangan pasangan menutupi mata anda, sehingga anda tidak bisa lagi melihat sangat banyak kebaikan yang ia lakukan. Apabila mata anda ditutupi oleh kekurangan pasangan, maka anda tidak sanggup melihat berbagai kelebihan yang dimilikinya.

Mulai sekarang, fokuskan perhatian anda kepada sisi kebaikan dan sisi positif pasangan anda. Jika kebaikan dan kelebihan pasangan yang selalu anda ingat, maka anda akan selalu bersyukur karena memiliki pasangan hidup yang sangat banyak memiliki kebaikan.

Sebaliknya, anda akan selalu mengeluhkan pasangan, jika yang anda ingat hanyalah sisi kekurangan dan sisi negatif pasangan.

Nb: diambil dari https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=714978868636474&id=332421710225527

Mantapppp

-Nisrina Naflah-

Semakin ke Sini Semakin...

Semakin ke sini semakin memikirkan,

Siapa...
Kapan...
dan Bagaimana...

Hingga hati kecil terus2an mengingatkan,
"Hey, semua udah diatur sama Sang Maha Romantis. Gak perlu risau, gak perlu galau, janji-Nya benar adanya."

:)

-Nisrina Naflah-

18 Desember 2015

Sore yang Hangat

Assalamu'alaikum. Hey, alhamdulillaah alhamdulillaah alhamdulillaah.
Begitu banyak nikmat Rabb yang bener2 gak bisa dipungkiri lagi, ribuan jutaan milyaran trilyunan, di antara segelintir duka yang hadir untuk menguatkan.

Lagi duduk di teras Mesjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin, jadwal rutin setiap Jumat siang jam 2 sampai jam 5, liqo :)
Lagi berhalangan, jadi gak sholat jamaah, sambil nunggu kak Muna sama Nyunye sholat, tiba2 pengen bikin postingan.

Hari ini membahas tentang materi "Saya Harus MengIslamkan Rumah Tangga dan Keluarga Saya." Hemmm, sudah diduga kan ya, ini materinya menarik bgt buat para cewek2 kepala 2 yang pikirannya udah mau nikah, hhaha. Sebenarnya materi ini materi ke-4 dari materi Komitmen Muslim Kepada Harakah Islamiyah. Kedengerannya berat ya, tapi sebenarnya ringan. Tapi susah juga diaplikasikan secara kaffah. Minggu2 sebelumnya sudah membahas bagaimana mengIslamkan aqidah, ibadah, dan akhlak. Dan hari ini giliran mengIslamkan rumah tangga dan keluarga.

Bahasan materinya cukup menarik, bikin kami (aku+Nyunye) senyum2 sendiri, dikit2 bilang "MasyaAllaah", "Subhanallaah" pas dengerin hadits atau cerita tentang Rasulullaah SAW., dan bikin kami menelungkupkan tangan di wajah sambil bilang "Aamiin yaa Allaah."

Secara garis besar, materi ini membahas beberapa poin. Poin pertama tentang tanggung jawab pernikahan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1. Pernikahan yang dilakukan harus karena Allah, yaitu untuk membentuk rumah tangga islami guna melahirkan generasi yang shalih dan tangguh dalam mengemban amanah, sehingga turun-temurun hidayah Allah secara berkesinambungan.
Yaa Allah, ini nih bener2 tujuan yang aduh gimana ya bingung mengungkapkan. Ini salah satu dasar/batu lompatan kita gimana nanti kita menjadi madrasah anak2, mendidik mereka, mengarahkan mereka menjadi pribadi yang Rabbani, dst. NIAT kita nikah itu loh buat apa. :)
2. Tujuan pernikahan adalah untuk menjaga pandangan, memelihara kemaluan, dan bertaqwa kepada Allah.
Nikah itu penyempurna dien kita. Dan pernikahan itu gak serta merta menjaga kesucian kita sendiri sih, tapi juga suami. Yang penting, sama2 meningkatkan TAQWA kepada Sang Pencipta.
3. Harus pandai memilih pendamping hidup dan teman dalam perjalanan.
Karena anak2 kita kelak merupakan cerminan orangtuanya, jadi milih pendamping hidup gak seperti milih kucing dalam karung. BAHAGIA BARENG sampai ke syurga-Nya.
4. Memilih pendamping yang memiliki akhlak dan dien, meskipun harta dan ketampanannya tak seberapa.
Ini nih sering banget baca, seorang wanita harus memilih pendampingnya berdasarkan AGAMA dan AKHLAKnya, ya kalo dapat yang mapan+ganteng, Alhamdulillaah rezeki, hhaha. Candaan liqo.
5. Tidak boleh menyalahi perintah Allah dan harus takut akan murka-Nya.
Supaya berkaaaah pernikahannya.

Aura2 kalo bahas beginian, yaaa bikin hati terenyuh, doaaaaaa terus, semoga segera dipertemukan, didekatkan, disatukan, aamiin yaa Rabb.

Nanti disambung lagi, kak Muna sama Nyunye sudah dataaang.

3 Desember 2015

Persiapan Calon Istri

PERSIAPAN CALON ISTRI !!

1. Istri… hmmm, wanita hebat di belakang suami | Hebatnya karena tempaan diri | Madrasah pertama bagi anak2nya pula #PersiapanCalonIstri    

2. Menjadi istri itu mudah | Tanpa ilmu pun bisa | Tapi masa' mau jadi istri yang biasa2 aja ? Ga kan ? #PersiapanCalonIstri    

3. Sejak muda, asahlah bakat keibuan dan kedewasaan mu | Karena anak kita layak mendapat ibu yang dewasa #PersiapanCalonIstri    

4. Hafalan Qur'annya jgn lupa ditingkatin | Kelak saat hamil, si anak bakal seneng banget dilantunkan bacaan Qur'an dari ibunya. #PersiapanCalonIstri

5. Berlatihlah sabar sejak sekarang | Karena engkau akan sering bangun malam kelak saat anakmu menangis. #PersiapanCalonIstri    

6. Belajar lah mengatur keuangan | Istri itu manajer keuangan rumah tangga | Biarkan suamimu berfokus pada mencari, engkau yg mengelolanya. #PersiapanCalonIstri    

7. Kemampuan mempercantik diri itu penting | Berikan yang tercantik untuk suami seorang | Jangan sering kumel di depannya :) #PersiapanCalonIstri    

8. Bisa masak itu nilai plus | Menunjukkan rasa cinta pada suami lewat perutnya | Dijamin suami betah makan dirumah :) #PersiapanCalonIstri    

9. Biasakan jangan suka curhat pada lain jenis sejak muda | Itu tanda kesetiaanmu pada suami kelak. #PersiapanCalonIstri    

10. Olahragalah sejak sekarang | Semakin langsing, semakin lincah gerak ngurus rumah n suami kan ? :) #PersiapanCalonIstri    

11. Spesialkan dirimu untuk suami mu saja | Jika ada masa lalu, lupakan | Insya Allah suamimu akan melupakannya juga. #PersiapanCalonIstri    

12. Bangunlah sholat malam, saat ini tak apa sendiri dulu | Kelak, bakal ada suamimu yg akan mengimami, tanda kesyukuran kalian. #PersiapanCalonIstri    

13. Puasa sunnah jadi tameng diri mu | Kelak, itu akan jadi benteng kesabaran saat urusan rumah tangga begitu pelik. #PersiapanCalonIstri    

14. Jaga rahimmu sejak sekarang | Itu akan jadi tempat bermula bagi anak2mu kelak. #PersiapanCalonIstri    

15. Belajarlah memaafkan setiap salah | Karena rumah tangga itu tempat saling mengoreksi yang salah, berjalan membenarkan bersama. #PersiapanCalonIstri    

16. Buang jauh2 ego | Ego tak akan menang dalam rumah tangga, malah memperkeruh suasana | Mendengar lebih banyak. #PersiapanCalonIstri    

17. Belajarlah tersenyum, walau masalah begitu berat | Karena perlu kau tahu, bahwa senyuman utk suami, adalah peneduh hatinya. #PersiapanCalonIstri  

18. Tak apa lemah & bermanja di depan suami, itu jadi kekuatan suami menguatkan | Tapi kuat dan tegarlah didepan anak2 dan orangtua. #PersiapanCalonIstri    

19. Kodrat wanita suka belanja | Mumpung masih belum nikah, coba lebih kontrol | Pisahkan mana kebutuhan, mana keinginan. #PersiapanCalonIstri    

20. Belajarlah menahan amarah | Jika harus marah pada suami, lakukan tanpa org lain tahu selain berdua. Terutama anak. #PersiapanCalonIstri    

21. Istri itu layak berpendidikan tinggi, atau setidaknya punya kemauan belajar tinggi | Karena engkau akan jadi guru untuk anakmu sendiri. #PersiapanCalonIstri    

22. Belajarlah ilmu agama | Kelak, jangan serahkan pendidikan agama anakmu pada asisten rumah tangga | Ia anakmu, bukan anak org lain. #PersiapanCalonIstri    

23. Belajarlah kata2 romantis, namun jangan keluarkan sekarang | Suami juga senang loh diberi hal yg romantis. :) #PersiapanCalonIstri    

24. Rendahkan suaramu di depan lelaki lain, lembutkan suaramu hanya pada suami saja | Itu wujud kecintaanmu padanya kelak. #PersiapanCalonIstri    

25. Teruslah doa ke Allah utk sosok lelaki misteri yg bakal menjadi suamimu kelak | Doa dalam diam, kelak Allah yg akan menyampaikan :') #PersiapanCalonIstri    

26. Biarkanlah rasa cinta yg membuncah itu tertahan di dada mu | Hingga saat halal menanti, baru engkau ungkapkan semuanya. #PersiapanCalonIstri    

27. Jika saat ini berpacaran, minta ia mendatangi walimu, atau sudahi hubungan yg tak halal itu | Engkau begitu berharga untuk suamimu kelak. #PersiapanCalonIstri    

28. Jemput jodohmu melalui cara yg Allah ridhoi | Taaruf lah | Sambil menunggu, persiapkan diri jadi istri super. #PersiapanCalonIstri    

29. Jika merasa jodohmu jauh saat ini, bersabarlah | Allah sedang menyiapkan suami terbaik untukmu | Yakinlah ia sedang Allah tempa juga. #PersiapanCalonIstri    

30. Calon suami mu sedang duduk di ujung sana di atas sajadahnya | Ia sedang mempersiapkan diri pula | Engkau bersiap menantinya kan ? :')    

31. Nantikan ia dalam ketaatan | Nantikan ia dalam persiapan | Nantikan ia dalam doa di penghujung malam. #PersiapanCalonIstri    

32. Sekian #PersiapanCalonIstri, semoga makin memantapkan persiapan. Semoga berguna, dan menjadi pendorong diri berbenah.    

33. Sungguh, para suami-suami di belahan dunia manapun, merindukan istri terbaik menurut Allah untuknya. Jadilah yg dirindukan. Sekian. :')    

By: Eka Devi

(Copas dulu, ntar dibahas satu2, bikin mewek ah ini)