"Allahu Akbar!"
Satu semangat yang akhir-akhir ini sering banget gw denger, seiring dengan jejak kaki gw yang mulai menapaki dunia kampus. Jujur aja, pas gw mendengar gema takbir itu, semangat gw langsung membara kayak api unggun yang disiram ma minyak tanah (widiiiiih). Lantas ni bibir nyahut dengan lantangnya sambil mengancungkan tangan kanan ke atas samping kepala (bayangin aja sendiri kayak gimane posisinya, hho).
Sekarang ini rasanya semangat keislaman terus menyala-nyala di tengah masyarakat, walaupun kayak lampu disco, nyala-mati gak menentu, karena hanya sebagian aja yang terus menyalakan semangat itu secara utuh. Maksud gw gini, sekarang ini banyak kok umat Islam yang sudah menampakkan identitas keislamannya, tapi gak menyeluruh. Lagian, yang istimewa itu kan sedikit (mengutip kata-kata dari trainer seminar). Kira-kira paham maksud saya? #jegggeeeer
Ambil aja contoh, sekarang tuh udah banyak kan yang pake jilbab. Model jilbab aja udah macem-macem bentuknya. Lumayan banyak artis-artis A.K.A public figure yang mengubah tampilannya dengan berbusana islami, masyarakat pun gak mau kalah ngikutin. Mantap kan, semua udah gak takut menunjukkan identitasnya sebagai umat Muslim. Tapi yang perlu dilurusin, niat dari make jilbab itu sendiri. Apakah cuma pengen ngikutin tren? Pengen kelihatan lebih cantik dan alim? Pengen dapetin ikhwan yang sholeh? Yang pasti gw yakin, kebanyakan dari niatnya yang pake jilbab pasti hanya karena Allah, insyaAllah. Iya kan? Haruuuus. Mesti. Kudu. Wajib.
Kalau dibandingin ama jaman tempoe doloe (gak dulu2 amat sih), keadaan sekarang jauh lebih beruntung dibandingkan dahulu kala. Alkisah, dulu itu susah banget nunjukin identitas keislaman. Bahkan gw baca di buku Asma Nadia yang judulnya "Jilbab Pertamaku", ternyata make jilbab aja penuh perjuangan en pengorbanan yang gak tanggung-tanggung loh. Ada yang diancam dikeluarkan dari sekolah, ada yang dimusuhi ma orangtua sendiri, ada yang dikatain lontong sayur, ada yang susah dapat kerja, dan segala macam halangan dan rintangan yang menderu layaknya angin topan (buset dah, kaga nyambung).
Jadi kalo dibandingin ama keadaan kita sekarang, jelas-jelas kita sangat beruntung. Sekarang mana ada yang ngelarang-larang kita buat pake jilbab. Bahkan di sekolah-sekolah sudah mewajibkan siswi-siswinya mengenakan jilbab. Intinya nih, sekarang gak ada alasan untuk menyembunyikan identitas keislaman (kasarnya sih getooo).
Well, gw tiba-tiba teringat ma kisah2 umat Muslim terdahulu yang tangguh dalam menunjukkan identitasnya sebagai Muslim. Ingat dong ama kisahnya Bilal bin Rabah yang disiksa majikannya Umayyah. Bilal yang hanya seorang budak tetap bersikukuh ma keimanannya, gak peduli Umayyah menyiksanya dengan menindihkan batu yang besar en berat di badannya, di atas pasir yang panas. Subhanallah, Bilal tetap menyebut asma-Nya, Ahad...Ahad...Ahad... Belum lagi kisah Sumayyah yang mempertahankan keimanannya. Ketika Abu Jahal mengancamnya dengan pilihan kematian atau kehidupan, dengan tegas Sumayyah menjawab, "KEHIDUPAN! Aku memilih kehidupan yang ABADI! Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah ututsan Allah!" Seketika ia dibunuh dengan sadis oleh Abu Jahal, ditusuk melalui liang peranakan mpe ke atas. Masya Allah, betapa tangguhnya Sumayyah. Selain itu, coba deh kita bayangin perjuangan anak-anak di Palestina yang ngelempari tank-tank 'odong' itu dengan batu, Yaa Rabb, gw jadi ngerasa kecil, sekecil2nya. Arrrggggh, gw jadi pengen ngelindes tu tank.

Kalo dipikir-pikir buat apa sih Bilal mau ngorbanin badannya ditindih ama batu segede itu. Terus kenapa juga Sumayyah rela ngorbanin nyawanya? Anak-anak Palestina yang gak takut sedikit pun ama pasukan 'odong' itu? Simpel, karena mereka adalah seorang Muslim. Seorang Muslim pastinya sadar bahwa tujuannya hidup adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Bahwa hidup dan matinya ada di tangan Allah, karena itu mereka berjuang mempertahankan keimanan dan keislaman sampai akhir hayat, gak ada tuh istilah takut. Semoga kita semua bisa istiqomah, amiin.
Nah, jangan mau kalah dong semangatnya. Kita kudu semangat mempertahankan jati diri kita sebagai Muslim. Masih banyak hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan identitas Islam. Jangan sampai terpengaruh dengan ucapan-ucapan negatif yang dibikin oleh 'orang-orang' itu, mereka hanya ingin menghancurkan keimanan kita. Ghazwul Fikr, serangan bertubi-tubi ke arah pemikiran sebagai umat Muslim. Hedonisme lah, sekulerisme lah, dan segala tetek bengek istilah yang mereka ciptakan hanya untuk memecah dan merontokkan keimanan dan semangat Islam, jadi kita mesti hati-hati nih dalam menjaga izzah dan hamasah, jangan sampai dijajah ma mereka. Kata MR gw, mereka gak bakalan bisa tidur nyenyak sebelum bisa ngancurin kita semua, bdeuuuuh, waspadalah! waspadalah!
Gimana caranya agar kita terus semangat dalam menunjukkan jati diri kita sebagai Muslim? Dengan menyadari bahwa gw dan loe semua adalah Muslim. Kita punya agama yang luar biasa, kita umat yang TERBAIK, u yeaaaah. Selama kita mencintai Islam dan mempelajarinya terus menerus, Allah pasti melindungi dan merahmati kita. Camkan itu anak muda (sok jadi preman kakek tua).
"Tapi, banyak loh anggapan-anggapan negatif buat Islam. Loe tau sendiri kan, kemiskinan lah, kejahatan lah, semuanya disangkut-pautin ma Islam. Gimane tuh?"
Jiaaaah, itu sih cuman ungkapan-ungkapan negatif yang mau ngejatuhin Islam. Ya, emang bener sih kebanyakan gitu, tapi gak semuanya kaleee. Oleh karena itu, kita mesti kudu harus wajib sadar neh, kalo kita umat Islam, umat terbaik, agama luar biasa. Terus kita buktiin kalo kita emang luar biasa, kalo kita emang pantas jadi yang terbaik. Coba kita tengok ayat yang satu ini. (Di kampus sering banget nih ngebahas ayat ini)
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Q.S. Ali Imran : 110)
Tuh kan, Allah dah nyebut2 kita sebagai umat yang terbaik, ASALKAN beriman pada-Nya. Ya, salah satunya kita mesti bangga jadi umat Islam, trus buktikan kalo kita emang umat Islam yang menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Ya, pokoknya banyak jalan buat nunjukkin kalo Islam itu agama yang menakjubkan. Hiasi tingkah laku ama akhlak yang baik, belajar yang rajin buat ngasih kontribusi positif buat Islam, tunjukkin identitas Muslim yang sebenar-benarnya sesuai Al-Qur'an en Hadits, bangun komunikasi yang baik sama orang banyak, ramah, baik hati, tidak sombong, rajin menabung (di bank maupun di belakang, lhooo...)
Gini deh pokoknya, tetap semangat dalam menunjukkan jati diri kita sebagai Islam. Gak usah malu dibilang kaya lontong lagi jalan, gak usah kikuk dibilangin Bu Haji yang sok alim (Bu Hajinya di'AMIN'in aje), gak usah sedih dibilangin kayak ninja pake karung (pengalaman neh), trus pede aja lagi pake celana di atas mata kaki, berkoko ria, berjenggot, de es be. Jadi istimewa itu luar biasa. Sedikit mengutip kata-kata dari sebuah buku, "Tetaplah menjadi Muslim, karena Allah menjanjikan kemenangan di dunia dan di akhirat. Setialah pada agama Allah. Tidak ada satu pun agama dan ajaran manusia yang bisa mengalahkan Islam. Dan tidak ada satu pun yang ajarannya semulia Islam. Maka tetap berbanggalah menjadi seorang Muslim."
Semangat! Tunjukkan kalo Muslim itu bisa jadi yang terdepan, hingga Islam kembali bangkit seperti dahulu lagi. uwooooow. Because We Are Moslem Guys!
Takbir!
"Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci." (Q.S. Ash-Shaff : 8-9)
_rhie_