8 Juni 2012

Bukan Bintang, Bukan Pula Pelangi

"Tak seperti bintang di langit, tak seperti indah pelangi, karena diriku bukanlah mereka..."

Alhamdulillah, sampai detik ini Allah masih memberikan jutaan nikmat-Nya dalam hidupku. Suatu rasa syukur yang tak terlukiskan. Luas, dalam, besar, dan kuharap rasa syukur ini selalu mengiringi langkah-langkah dalam hidupku. Jangan sampai jadi hamba-Nya yang kufur nikmat.

Oke, hari ini aku terinisiasi untuk menuliskan sesuatu yang sedikit banyak mempengaruhi otak dan pikiranku. Seseorang dengan blak-blakan bilang ke aku, "Kamu itu paling beda di antara temen-temen dekat kamu yang lain, Rin. Kamu itu punya bakat untuk 'diejekin', soalnya kamu yang beda sendiri. Kamu yang lebih gendut,dll. Lebih banyak memiliki hal yang memang bisa dijadikan bahan guyonan." Yakkk, kira-kira seperti itulah kalau dibahasa Indonesiakan. JLEBBBB!!! Aku cuma bisa tertawa renyah sambil protes-protes becanda. Sebisa mungkin menutupi ekspresi hati yang sebenarnya sudah kena panah bertubi-tubi. Aaaaaaah, aku memang gak seLUAR BIASA teman-teman dekatku, aku memang gak seBRILIANT mereka, dan aku memang orang yang paling sering 'dibawa-bawa' sebagai bahan guyonan dibanding yang lain. Dan ternyata itu alasannya, aku memang punya 'bakat' untuk itu. Hahaha. Rasanya benar-benar seperti bahasa yang sengaja diperhalus, "BAKAT". Setelah mendengar ungkapan orang itu, aku merasa bahwa aku berada di antara bintang-bintang di langit, aku berada di antara warna-warni pelangi yang indah, dan aku tidak sama layaknya mereka. Well, mungkin itu terdengar menyakitkan, ini sama saja seperti "kamu itu batu di antara berlian!!!" Hhaha, konyol sekali.

"Tak seperti bintang di langit, tak seperti indah pelangi, karena diriku bukanlah mereka..."

Sebaris lirik di atas merupakan kutipan dari sebuah lagu yang sangat kusuka. Menjadi Diriku by EdCoustic. Jujur aja, lagu ini jadi penyemangat khusus kalau aku lagi gak semangat. Sama seperti saat ini. Ketika aku merasa direndahkan, merasa disudutkan, dan merasa dianggap gak berarti oleh seseorang/beberapa orang, maka dengarkan lagu ini dan semuanya akan menjadi terang kembali.

Yeah, mungkin aku memang berbeda. Mungkin aku memang bukan bintang-bintang di langit, tapi aku adalah purnama di antara bintang-bintang di langit itu. Mungkin aku memang bukan warna-warni pelangi di antara awan itu, tapi aku adalah sinar matahari yang membiaskan warna-warni pelangi itu. Hhaha, suatu anggapan yang menyelamatkan krisis dalam diri, bukan berarti aku merasa lebih loh ya. Ini hanya jurus diri yang mencoba untuk mengUPkan kembali diri yang sudah tersudut di awal tadi.

"Menjadi diriku, dengan segala kekurangan. Menjadi diriku atas kelebihanku..."

Yap, setiap individu dititipkan kelebihan dan kekurang masing-masing oleh Allah. Tak ada yang sempurna, walaupun terkadang manusia memiliki 'indikator' sendiri dalam menilai kesempurnaan. Padahal yang sempurna itu hanya Allah semata. "Setiap yang ada pada dirimu adalah ISTIMEWA," satu statement yang diucapkan oleh dosenku, yang meaningful banget! Sudah layaknya kita senantiasa bersyukur, dan gak semestinya ucapan orang lain yang mengkrisiskan diri itu 'dipikirkan' berlebihan. Yang penting gak merugikan orang lain, gak menimbulkan mudharat, dan menjalani segala sesuatunya berlandaskan atas pengharapan ridha Allah.

"Terimalah aku seperti apa adanya, aku hanya insan biasa tak mungkin sempurna. Tetap kubangga atas apa yang kupunya. Setiap waktu kumiliki, anugerah hidup yang kumiliki..."

Okeeeeh, aku selalu bangga dengan segala hal yang kupunya dalam diriku. Karena semua itu pemberian dari-Nya. Dan anugerah itu, sungguh nikmat yang LUAR BIASA. :)

So, mau dikata apa kek. Aku tetaplah seorang muslimah yang LUAR BIASA, karena-Nya. hhoho.

"Yaa Rabb, kuatkan aku dengan kekuatan-Mu. Sungguh, hamba hanyalah seorang hamba-Mu yang sangat lemah."



Nisrina Naflah

0 comments:

Posting Komentar

Mohon komentarnya...