26 Desember 2015

Baca Ini Bacaaa

Dapat tulisan ini dari facebook salah satu ibu dosen favoritku yang penuh inspirasi (inspirasi dalam segala hal, terutama untuk menjadi istri dan ibunda yang luar biasa). Berhubung isinya bagus, dan biar ntar kalo udah nikah (semoga segera, aamiin) bisa dibaca2 ulang, jadi aku posting di blog ini, hhehe.

Memelihara Rasa Suka kepada Pasangan

“Konsentrasikan ingatan anda. Hadirkan semua sisi kebaikan pasangan anda selama ini. Kumpulkan semua sisi positif pasangan anda”, demikian kalimat perintah saya kepada para peserta Pelatihan Wonderful Family.

“Waktu anda tiga menit untuk menuliskan semua sisi kebaikan dan sisi positif pasangan anda. Silakan mulai menulis !” lanjut saya. Sekitar 100 pasangan suami isteri peserta Pelatihan tersebut segera menulis di atas kertas yang telah disediakan panitia.

Satu menit berlalu. Saya perhatikan peserta serius mengingat kebaikan pasangan untuk dituliskan. Dua menit berlalu. Beberapa peserta tampak sudah selesai menulis. Tak ada lagi kalimat yang akan dituliskan. Tiga menit sudah, waktu untuk peserta habis.

“Waktu habis. Silakan berhenti menulis”, ungkap saya.

“Sekarang hitung berapa poin kebaikan pasangan yang berhasil anda hadirkan dalam tiga menit ini”.

Tampak para peserta menghitung poin yang barusan selesai mereka tuliskan.

“Siapa yang menulis di atas 20 poin?” tanya saya. Tidak seorangpun angkat tangan.

“Siapa yang menulis lebih dari 15 poin?” Seorang wanita angkat tangan. Segera saya minta ia maju ke depan forum. Ternyata ia menulis 16 poin kebaikan suaminya.

“Tolong bacakan 16 poin kebaikan suami tersebut”, pinta saya.

“Suami saya adalah lelaki yang penuh dengan kebaikan. Sangat banyak kebaikannya, tidak cukup waktu bagi saya untuk menuliskan semuanya. Ini sebagian kecil dari begitu banyak kebaikannya”, jawab wanita tersebut terbata-bata.

“Pertama, suami saya rajin ibadah. Kedua, ia lelaki yang ganteng. Ketiga, sikapnya sangat romantis. Keempat, setiap hari selalu ada kata sayang untuk saya.....” lanjutnya.

“Terus?” tanya saya. Ia tidak mampu meneruskan. Matanya berkaca-kaca.

“Biar saya yang membacanya”, ungkap saya. Iapun memberikan kertas kerjanya.

Saya mulai membaca. “....Kelima, senang memijit isteri. Keenam, senang membantu pekerjaan isteri di rumah. Ketujuh, pandai mendidik anak-anak. Kedelapan, suami saya sangat sabar. Kesembilan, menghormati orang tua dan mertua. Kesepuluh, tidak rewel dalam urusan makan.....” dan seterusnya. Saya membacakan enambelas poin kebaikan suami yang ia tuliskan.

Luar biasa. Sangat jarang kami temukan peserta yang mampu menulis kebaikan pasangan dalam waktu sesingkat itu. Hanya tiga menit saja, namun ia mampu menuliskan enambelas poin kebaikan pasangan.

Saya segera mengapresiasi dengan memberikan hadiah kepadanya. Saya katakan di forum, “Bersyukurlah suami yang isterinya mampu melihat sangat banyak kebaikan suami. Bersyukurlah isteri yang suaminya mampu melihat sangat banyak kebaikan isteri”.

Inilah yang sering saya sampaikan di berbagai forum, bahwa cara untuk menjaga rasa suka kepada pasangan adalah dengan jalan mengingat berbagai kebaikan pasangan. Fokus melihat sisi positif, sisi kelebihan, sisi kebaikan pasangan yang ada pada pasangan.

Kenyataannya, setiap hari pasangan hidup kita melakukan sangat banyak perbuatan baik kepada kita, sejak bangun tidur di pagi hari hingga berangkat tidur lagi di malam hari. Sangat banyak perbuatan baik yang dilakukan pasangan kepada kita, namun karena dilakukan setiap hari maka dianggap sebagai sesuatu yang biasa.

Isteri memasak setiap hari untuk keperluan keluarga, dianggap hal biasa. Bahkan sebagian suami menganggapnya sebagai kewajiban, bukan kebaikan.

Suami yang setiap hari bekerja keras mencari nafkah adalah kebaikan. Namun karena itu yang menjadi kegiatannya setiap hari, maka dianggap sebagai hal yang lumrah dan wajar saja. Bahkan sebagian isteri mengatakan, itu bukan kebaikan karena memang menjadi kewajiban para suami untuk melakukannya.

Saya tanyakan kepada para peserta laki-laki, “Apakah para suami di sini rutin memberikan nafkah kepada isterinya ?”

Para suami menjawab, “Ya, kami rutin memberi nafkah untuk keluarga”.

Pertanyaan saya kepada para peserta perempuan, “Siapakah di antara anda yang menuliskan pemberian nafkah rutin sebagai kebaikan suami?”

Ternyata hanya tiga peserta perempuan yang angkat tangan.

Ketika saya tanyakan kepada para isteri di forum itu, “Mengapa anda tidak menuliskan pemberian nafkah sebagai kebaikan suami?”

Jawaban para isteri beragam. Ada yang menjawab, “Karena itu sudah biasa dilakukan, jadi wajar saja”. Ada yang menjawab, “Karena itu memang sudah menjadi kewajibannya”. Ada yang menjawab, “Karena itu sudah menjadi rutinitas, sehingga tidak dicatat sebagai kebaikan”.

Bahkan ada yang menjawab, “Karena ngasihnya Cuma sedikit...”

Berikutnya saya tanyakan kepada para peserta perempuan, “Apakah para isteri di sini rutin memasak untuk keluarga di rumah?”

Para isteri menjawab, “Ya setiap hari kami memasak”.

Pertanyaan saya kepada peserta laki-laki, “Siapakah di antara anda yang menuliskan, isteri rutin memasak untuk keluarga sebagai kebaikan isteri?”

Ternyata hanya dua peserta yang angkat tangan.

Ketika saya tanyakan kepada para suami, “Mengapa anda tidak menuliskan memasak sebagai kebaikan isteri anda?”

Jawaban para suami, “Itu kan sudah menjadi kewajibannya”. Sebagian lain mengatakan, “Itu sudah biasa dilakukan semua perempuan dimana-mana”.

Begitulah mereka memahami tentang aktivitas memasak yang dilakukan isteri setiap hari di rumah. Seakan-akan sudah menjadi kewajaran sehingga tidak dicatat sebagai kebaikan.

Ketika saya tanyakan di forum, “Orang yang melakukan kewajiban itu orang baik atau tidak baik?”

Serentak mereka menjawab, “Orang baik”.

Nah, jadi mengapa anda tidak menganggap kewajiban yang dilakukan pasangan anda sebagai kebaikan? Bukankah orang yang menunaikan kewajiban adalah orang baik?

Kenyataannya, kita semua akan bersedih apabila pasangan kita menolak melakukan kewajibannya.

Maka, janganlah kekurangan pasangan menutupi mata anda, sehingga anda tidak bisa lagi melihat sangat banyak kebaikan yang ia lakukan. Apabila mata anda ditutupi oleh kekurangan pasangan, maka anda tidak sanggup melihat berbagai kelebihan yang dimilikinya.

Mulai sekarang, fokuskan perhatian anda kepada sisi kebaikan dan sisi positif pasangan anda. Jika kebaikan dan kelebihan pasangan yang selalu anda ingat, maka anda akan selalu bersyukur karena memiliki pasangan hidup yang sangat banyak memiliki kebaikan.

Sebaliknya, anda akan selalu mengeluhkan pasangan, jika yang anda ingat hanyalah sisi kekurangan dan sisi negatif pasangan.

Nb: diambil dari https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=714978868636474&id=332421710225527

Mantapppp

-Nisrina Naflah-

Semakin ke Sini Semakin...

Semakin ke sini semakin memikirkan,

Siapa...
Kapan...
dan Bagaimana...

Hingga hati kecil terus2an mengingatkan,
"Hey, semua udah diatur sama Sang Maha Romantis. Gak perlu risau, gak perlu galau, janji-Nya benar adanya."

:)

-Nisrina Naflah-

18 Desember 2015

Sore yang Hangat

Assalamu'alaikum. Hey, alhamdulillaah alhamdulillaah alhamdulillaah.
Begitu banyak nikmat Rabb yang bener2 gak bisa dipungkiri lagi, ribuan jutaan milyaran trilyunan, di antara segelintir duka yang hadir untuk menguatkan.

Lagi duduk di teras Mesjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin, jadwal rutin setiap Jumat siang jam 2 sampai jam 5, liqo :)
Lagi berhalangan, jadi gak sholat jamaah, sambil nunggu kak Muna sama Nyunye sholat, tiba2 pengen bikin postingan.

Hari ini membahas tentang materi "Saya Harus MengIslamkan Rumah Tangga dan Keluarga Saya." Hemmm, sudah diduga kan ya, ini materinya menarik bgt buat para cewek2 kepala 2 yang pikirannya udah mau nikah, hhaha. Sebenarnya materi ini materi ke-4 dari materi Komitmen Muslim Kepada Harakah Islamiyah. Kedengerannya berat ya, tapi sebenarnya ringan. Tapi susah juga diaplikasikan secara kaffah. Minggu2 sebelumnya sudah membahas bagaimana mengIslamkan aqidah, ibadah, dan akhlak. Dan hari ini giliran mengIslamkan rumah tangga dan keluarga.

Bahasan materinya cukup menarik, bikin kami (aku+Nyunye) senyum2 sendiri, dikit2 bilang "MasyaAllaah", "Subhanallaah" pas dengerin hadits atau cerita tentang Rasulullaah SAW., dan bikin kami menelungkupkan tangan di wajah sambil bilang "Aamiin yaa Allaah."

Secara garis besar, materi ini membahas beberapa poin. Poin pertama tentang tanggung jawab pernikahan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1. Pernikahan yang dilakukan harus karena Allah, yaitu untuk membentuk rumah tangga islami guna melahirkan generasi yang shalih dan tangguh dalam mengemban amanah, sehingga turun-temurun hidayah Allah secara berkesinambungan.
Yaa Allah, ini nih bener2 tujuan yang aduh gimana ya bingung mengungkapkan. Ini salah satu dasar/batu lompatan kita gimana nanti kita menjadi madrasah anak2, mendidik mereka, mengarahkan mereka menjadi pribadi yang Rabbani, dst. NIAT kita nikah itu loh buat apa. :)
2. Tujuan pernikahan adalah untuk menjaga pandangan, memelihara kemaluan, dan bertaqwa kepada Allah.
Nikah itu penyempurna dien kita. Dan pernikahan itu gak serta merta menjaga kesucian kita sendiri sih, tapi juga suami. Yang penting, sama2 meningkatkan TAQWA kepada Sang Pencipta.
3. Harus pandai memilih pendamping hidup dan teman dalam perjalanan.
Karena anak2 kita kelak merupakan cerminan orangtuanya, jadi milih pendamping hidup gak seperti milih kucing dalam karung. BAHAGIA BARENG sampai ke syurga-Nya.
4. Memilih pendamping yang memiliki akhlak dan dien, meskipun harta dan ketampanannya tak seberapa.
Ini nih sering banget baca, seorang wanita harus memilih pendampingnya berdasarkan AGAMA dan AKHLAKnya, ya kalo dapat yang mapan+ganteng, Alhamdulillaah rezeki, hhaha. Candaan liqo.
5. Tidak boleh menyalahi perintah Allah dan harus takut akan murka-Nya.
Supaya berkaaaah pernikahannya.

Aura2 kalo bahas beginian, yaaa bikin hati terenyuh, doaaaaaa terus, semoga segera dipertemukan, didekatkan, disatukan, aamiin yaa Rabb.

Nanti disambung lagi, kak Muna sama Nyunye sudah dataaang.

3 Desember 2015

Persiapan Calon Istri

PERSIAPAN CALON ISTRI !!

1. Istri… hmmm, wanita hebat di belakang suami | Hebatnya karena tempaan diri | Madrasah pertama bagi anak2nya pula #PersiapanCalonIstri    

2. Menjadi istri itu mudah | Tanpa ilmu pun bisa | Tapi masa' mau jadi istri yang biasa2 aja ? Ga kan ? #PersiapanCalonIstri    

3. Sejak muda, asahlah bakat keibuan dan kedewasaan mu | Karena anak kita layak mendapat ibu yang dewasa #PersiapanCalonIstri    

4. Hafalan Qur'annya jgn lupa ditingkatin | Kelak saat hamil, si anak bakal seneng banget dilantunkan bacaan Qur'an dari ibunya. #PersiapanCalonIstri

5. Berlatihlah sabar sejak sekarang | Karena engkau akan sering bangun malam kelak saat anakmu menangis. #PersiapanCalonIstri    

6. Belajar lah mengatur keuangan | Istri itu manajer keuangan rumah tangga | Biarkan suamimu berfokus pada mencari, engkau yg mengelolanya. #PersiapanCalonIstri    

7. Kemampuan mempercantik diri itu penting | Berikan yang tercantik untuk suami seorang | Jangan sering kumel di depannya :) #PersiapanCalonIstri    

8. Bisa masak itu nilai plus | Menunjukkan rasa cinta pada suami lewat perutnya | Dijamin suami betah makan dirumah :) #PersiapanCalonIstri    

9. Biasakan jangan suka curhat pada lain jenis sejak muda | Itu tanda kesetiaanmu pada suami kelak. #PersiapanCalonIstri    

10. Olahragalah sejak sekarang | Semakin langsing, semakin lincah gerak ngurus rumah n suami kan ? :) #PersiapanCalonIstri    

11. Spesialkan dirimu untuk suami mu saja | Jika ada masa lalu, lupakan | Insya Allah suamimu akan melupakannya juga. #PersiapanCalonIstri    

12. Bangunlah sholat malam, saat ini tak apa sendiri dulu | Kelak, bakal ada suamimu yg akan mengimami, tanda kesyukuran kalian. #PersiapanCalonIstri    

13. Puasa sunnah jadi tameng diri mu | Kelak, itu akan jadi benteng kesabaran saat urusan rumah tangga begitu pelik. #PersiapanCalonIstri    

14. Jaga rahimmu sejak sekarang | Itu akan jadi tempat bermula bagi anak2mu kelak. #PersiapanCalonIstri    

15. Belajarlah memaafkan setiap salah | Karena rumah tangga itu tempat saling mengoreksi yang salah, berjalan membenarkan bersama. #PersiapanCalonIstri    

16. Buang jauh2 ego | Ego tak akan menang dalam rumah tangga, malah memperkeruh suasana | Mendengar lebih banyak. #PersiapanCalonIstri    

17. Belajarlah tersenyum, walau masalah begitu berat | Karena perlu kau tahu, bahwa senyuman utk suami, adalah peneduh hatinya. #PersiapanCalonIstri  

18. Tak apa lemah & bermanja di depan suami, itu jadi kekuatan suami menguatkan | Tapi kuat dan tegarlah didepan anak2 dan orangtua. #PersiapanCalonIstri    

19. Kodrat wanita suka belanja | Mumpung masih belum nikah, coba lebih kontrol | Pisahkan mana kebutuhan, mana keinginan. #PersiapanCalonIstri    

20. Belajarlah menahan amarah | Jika harus marah pada suami, lakukan tanpa org lain tahu selain berdua. Terutama anak. #PersiapanCalonIstri    

21. Istri itu layak berpendidikan tinggi, atau setidaknya punya kemauan belajar tinggi | Karena engkau akan jadi guru untuk anakmu sendiri. #PersiapanCalonIstri    

22. Belajarlah ilmu agama | Kelak, jangan serahkan pendidikan agama anakmu pada asisten rumah tangga | Ia anakmu, bukan anak org lain. #PersiapanCalonIstri    

23. Belajarlah kata2 romantis, namun jangan keluarkan sekarang | Suami juga senang loh diberi hal yg romantis. :) #PersiapanCalonIstri    

24. Rendahkan suaramu di depan lelaki lain, lembutkan suaramu hanya pada suami saja | Itu wujud kecintaanmu padanya kelak. #PersiapanCalonIstri    

25. Teruslah doa ke Allah utk sosok lelaki misteri yg bakal menjadi suamimu kelak | Doa dalam diam, kelak Allah yg akan menyampaikan :') #PersiapanCalonIstri    

26. Biarkanlah rasa cinta yg membuncah itu tertahan di dada mu | Hingga saat halal menanti, baru engkau ungkapkan semuanya. #PersiapanCalonIstri    

27. Jika saat ini berpacaran, minta ia mendatangi walimu, atau sudahi hubungan yg tak halal itu | Engkau begitu berharga untuk suamimu kelak. #PersiapanCalonIstri    

28. Jemput jodohmu melalui cara yg Allah ridhoi | Taaruf lah | Sambil menunggu, persiapkan diri jadi istri super. #PersiapanCalonIstri    

29. Jika merasa jodohmu jauh saat ini, bersabarlah | Allah sedang menyiapkan suami terbaik untukmu | Yakinlah ia sedang Allah tempa juga. #PersiapanCalonIstri    

30. Calon suami mu sedang duduk di ujung sana di atas sajadahnya | Ia sedang mempersiapkan diri pula | Engkau bersiap menantinya kan ? :')    

31. Nantikan ia dalam ketaatan | Nantikan ia dalam persiapan | Nantikan ia dalam doa di penghujung malam. #PersiapanCalonIstri    

32. Sekian #PersiapanCalonIstri, semoga makin memantapkan persiapan. Semoga berguna, dan menjadi pendorong diri berbenah.    

33. Sungguh, para suami-suami di belahan dunia manapun, merindukan istri terbaik menurut Allah untuknya. Jadilah yg dirindukan. Sekian. :')    

By: Eka Devi

(Copas dulu, ntar dibahas satu2, bikin mewek ah ini)

30 November 2015

Para Mood Boosters

Alhamdulillah, nikmat lagi, nikmat terus, nikmat dan nikmat Rabbmu manakah yang kau dustakan?

Semua pasti tahu makna dari kata mood booster, pendorong/penyokong suasana hati, yang bisa membuat tersenyum di saat murung, membuat semangat di saat down.

Ngumpul bareng temen2, apalagi sama temen2 SMA yang konon katanya merupakan masa yang paling indah dalam hidup, bisa jadi mood booster yang ampuh. Berbincang sekaligus bernostalgia selalu menciptakan tawa sekaligus haru. Sadar, ternyata sudah cukup jauh kita melangkahkan kaki, dan manisnya kita masih bisa berkumpul bersama.

Ada banyak hal yang selalu jadi bahan obrolan, mulai dari kerjaan sampai guyonan kapan ngelamar orang. Kadang terselip beberapa memori yang selalu membuat kita merasa "masih SMA". Kadang juga terselip beberapa obrolan serius tentang kehidupan, tentang mimpi masa depan.

Tadi baru aja ngumpul2 bareng anak2 SWAT, sekelompok orang yang entah mengapa selalu membuat aku bersemangat untuk keluar rumah bertemu mereka. Segerombol kawan yang entah mengapa selalu membuat aku tersenyum senang ketika pulang. Ada perasaan yang membuncah, bikin hepi, dan melayang2 setelah bernostalgia bersama, bercerita tentang kehidupan, dan saling membully. Yaa Rabb, sungguh kebersamaan adalah nikmat-Mu yang sangat luar biasa. Rasanya pengen ngumpul terus, pengen cerita2 terus, sharing segalanya, dan tertawa bersama. Ah, barulah kusadar mereka salah satu mood boosterku!

Tapi, berkumpul bersama bukan sekadar bertemu dengan suasana hepi. Kadang muncul sedikit 'sadness' yang entah bermuara darimana. Membayangkan bahwa perjalanan hidup akan terus berlanjut. Satu per satu mulai pergi meninggalkan kampung halaman, demi pekerjaan, demi masa depan, demi mimpi dan impian. Ketika bercerita tentang harapan, rencana ke depan, dan waktu yang terus berjalan. Ah, mereka semua super. Mereka semua luar biasa. Tapi kenapa harus sedih? Sedih membayangkan perpisahan akan terjadi lagi. Membayangkan masa dimana sangat sulit untuk berkumpul bersama lagi. Membayangkan saat dimana akan lebih banyak lagi tanggung jawab yang diemban.

Bersyukur, sekarang masih bisa ngumpul2 bareng, menjadikan momen2 bersama sebagai mood booster yang tiada tara. Para mood booster yang saat ini sama2 lagi berjuang dan berusaha, meraih mimpi, mewujudkan cita dan asa, untuk kebahagian dunia akhirat.

Semangat para mood boostersku. Semoga nikmat kebersamaan ini akan selalu bisa dicicipi hingga nanti.

-Nisrina Naflah-

26 November 2015

Dan Semoga...

24 November 2015

Sedih

Sedih eiy
Harus merasakan yg gini2 lagi

Sedih eiy
Harus terbang terus terhempas lagi

Sedih eiy
Harus berharap pada ciptaan-Nya lagi

Sedih eiy
Sedih eiy
Sedih eiy

Semoga waktu terbaik segera datang

-Nisrina Naflah-

20 November 2015

Lebih Baik Diam

Ini screenshoot yang nohok banget lah ya.

Semua poin itu bener2 ngena ke aku, tepat sasaran, dan bikin malu.
Malu selama ini lebih banyak ngebacot daripada diam.

Lebih banyak gosip.
Lebih banyak ngebentak.
Lebih banyak berselisih.
Lebih banyak mengeluh.
Lebih banyak ngegombal (?) Gak lah ya. Kalo ini diusahain ngegombalin suami aja ntar, hhaha.

Sekarang bawaannya jadi pengen diam dan berharap bisa mengurangi musuh2 diam sekalian.

"Hendaklah berkata baik, atau DIAM."

-Nisrina Naflah-

16 November 2015

Jodoh Jodoh Jodoh

Alhamdulillaah, ucap syukur atas nikmat Allah yang gak pernah ada habisnya.

Well, postingan kali ini bukan masalah galau jodoh, bukan! Gak ada kata galau kalo kita yakin sama janji Allah, hho. Postingan kali ini tentang pertanyaan jodoh..

Yap, entah kenapa dalam 1 minggu belakangan kata jodoh selalu mencuat ke arahku. Entah dari mamah, keluarga, temen2, bahkan orang2 yang baru kukenal. Baik dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan diiringi dengan bingkisan doa, ceileh.

Kalo mamah, sebenarnya udah sering sih. Doa beliau gak pernah habis2nya buat ketiga anaknya, termasuk masalah jodoh. Yang bikin heran, belakangan ini mamah sering banget bilang, "Semoga Rina ntar dapat jodoh dokter juga yah." Glekkk. Padahal aku gak keukeh banget pengen jodoh dari profesi yang sama. Siapa aja dia, asalkan baik agamanya, baik asal usulnya, dan mapan (maksudnya punya penghasilan menetap), why not? Walaupun sebenernya maksud mamah gak saklek gitu, tapi tetep aja kalimat itu bikin aku diam tanpa kata sejenak kemudian bilang, "Ya gak tau lah Mah, Allah ngasihnya apa ntar, pasti yang terbaik, ya kaaaan." Mamah senyum ngangguk sambil ngelus pundak aku. Aih, sayang banget deh sama mamah..

Kalo keluarga, hhaha beraneka ragam. Kemaren baru aja ikut mamah kerja ke Barabai, otomatis nginap di rumah kakek+tante. Kalo ini lain lagi doanya, "Semoga Rina dapat jodoh pejabat." Hhahahaha. Kalo ini aku langsung nyahut "Ayja, diaamiinkan aja. Dapat yang terbaik pokoknya." Ini gak sekali dua kali si tante nyeletuk kayak gitu, sampai2 aku ketawa lucu, kenapa harus pejabat??? Hhaha.

Kalo temen2, yaelah jangan ditanya. Masalah jodoh selalu jadi guyon yang berujung dengan sepikan yang entah kenapa kadang bikin nohok juga. Selalu. Parahnya lagi kadang2 muncul statement yang entah dapat darimana. Saking abstraknya jodoh aku sampai sekarang, jadi mereka suka jadiin bahan guyonan. Anggap aja aku jadi orang teraniaya, dan langsung berdoa, hha.

Nah, kalo orang2 ini yang kadang bikin gimana gitu. Dalam 1 pekan ini sudah ada 2 "orang yang baru kukenal" yang udah main jodoh2in aku sama keluarga mereka. Baru juga ketemu sekali, ada yang langsung moto2 aku pake hape, terus nunjukin rumah yang mau dijodoh2in sama aku, ada juga yang nawarin mau jodohin sama adenya lah, syerem kadang agresif banget yak. Dan semua "orang yang baru kukenal" itu IBU-IBU. Well, maklum aja lah, mungkin mereka miris ngeliat aku yang umurnya udah segini masih single belum ketemu jodoh. Hhaha. Makasih ibu2 sekalian, udah berusaha untuk membantu, tapi ya gimana, jodoh udah diatur sama Yang Di Atas, ya kan. Hhaha.

Galau jodoh sih gak, sekarang mah fokus ngebenerin diri dulu. Semoga semakin didekatkan.

Aamiin yaa Rabb.

-Nisrina Naflah-

8 November 2015

Kau Ditakdirkan Untukku

Alhamdulillaah, Allah Allah Allah.

Hey, dalam beberapa hari ini entah kenapa seneng banget dengerin lagu edCoustic yang judulnya Kau Ditakdirkan Untukku. Liriknya nyeritain tentang pernikahan dan rasa syukur seorang suami atas anugerah Allah yang dikasih melalui sosok istrinya. MasyaAllah, liriknya itu loh, cinta karena Allah banget. Terus enak banget lagunya, bikin terenyuh, bikin tambah malu sama diri sendiri, ayoooo Rin perbaiki diri.

"Tuhan persatukan kami untuk selamanya
Hingga bahagia di syurga-Mu
Kau amanahku, istriku tercinta
Engkau ditakdirkan untukku"

nb: edCoustic ini favoritku banget dari zaman SMA, vokalisnya (Kang Aden) beberapa tahun yang lalu meninggal dunia karena sakit (semoga alm diterima di sisi-Nya), sekarang yang main gitar (Kang Eggie) masih sering nyiptain lagu2 dan tampil sama beberapa vokalis tambahan gitu. Lagu2nya bagus semua, penuh makna, easy listening :)

-Nisrina Naflah-

7 November 2015

Tertampar Berkali-kali

Membaca buku ini, seperti tertampar berkali2.
Buku yang sudah 2 tahun lalu dibeli, baru setengah bagian dibaca, terhenti karena kesibukan duniawi, dan kali ini dibaca kembali.
Benar2 seperti tertampar berkali2.
Duh Rin, ayo kembali.
Jadikan Allah swt. begitu spesial di hati.

6 November 2015

Mengalahkan Superhero

Alhamdulillaah alhamdulillaah alhamdulillaah atas segala nikmat dalam hidup ini, how lucky I am!

Semua pasti tau lah sama superhero yang kerennya minta ampun. Sosok2 yang diciptakan dan diilustrasikan oleh manusia, membuat para penonton berdecak kagum dan berkhayal para superhero itu beneran ada.

Well, tadi habis liqo, ngebahas tentang seminar parenting minggu lalu yang kebetulan aku gak ikutan (alasannya sih gara2 lagi di Bjb males ke Bjm dan besoknya mau ujian, alah alasan, hhaha). Jadi murobbiyahku, kak Muna, nyeritain ulang tentang isi seminarnya. Intinya tentang cara mendidik anak dengan Al-Qur'an dan shirah. Yap, shirah nabawiyyah alias cerita perjalanan hidup Rasulullaah SAW. Sebenernya ini topik yang sangaaaaat menarik, terlebih kalo ingat umur yang udah kepala dua, artinya amanah sebagai madrasah buat anak2 sebentar lagi akan dipikul (aamiin yaa Rabb). So, penting banget buat belajar gimana caranya mendidik anak yang super.

Jadi ceritanya panjang sih, banyak hal2 yang bisa kita lakukan untuk menerapkan parenting yang berdasarkan Al-Qur'an dan Shirah, intinya harus dimulai dari kita sendiri dulu. Kalau gini, aku sendiri jadi malu. Ngebet banget pengen punya anak sholeh/sholehah ntar, tapi diri sendiri masih jauuuuuh banget dari harapan. Semoga diteguhkan hati.

Yang jadi hal menarik dari liqa hari ini adalah gimana caranya kita bisa bikin tokoh2 di shirah nabawiyyah itu jadi idola dan panutan anak2. Jleb, aku langsung mikir kenapa selama ini yang dielu2kan itu para avengers, batman, spiderman, ironman, dkk yang notabenenya itu cuman tokoh fiktif belaka. Helloooow, kita punya jagoan yang nyata euy, Rasulullaah saw dan para sahabatnya yang punya karakter masing2 yang LUAR BIASA. MasyaAllah, kalo dibayangin jadi ngefans pake banget, kyaaaaaa.

Semoga dalam waktu yang dekat, para tokoh2 di shirah nabawiyyah bisa jadi panutan seluruh anak2 di muka bumi, dielu2kan, dan dikagumi. Sampai para superhero itu gak bisa nandingin lagi. Saat dimana decak kagum selalu terarah pada Rasulullaah saw berserta sahabatnya. Saat dimana akhlak anak2 kita dihiasi oleh akhlak Rasulullaah saw yang luar biasa indahnya. Ah, so sweetnya.

Semoga bisa jadi madrasah luar biasa untuk anak2 kelak, aamiin yaa Rabb.

-Nisrina Naflah-

1 November 2015

Bikin Sendu

Sore ini gak tau kenapa tiba2 baper.
Sedih sedih gundah gulana gitu sama nilai2 selama koas.
Menerawang lagi stase2 mayor yang udah dilewatin, berasa apes semua.

Anak: ilmiah dituduh ngupah sama pembimbing. Yaa Allah, beliau gak tau aku sampai ketiduran pas ngendarain motor, pulang jaga bayi di saat aku berstatus sebagai DM bayi, langsung nganterin makalahnya ke rumah beliau, dan gara2 ketiduran aku bersama motor tercinta nyemplung ke selokan penuh air comberan coklat berlumut. Nyampe rumah beliau, cuman mba2 yang jagain rumah yang bukain pintu, nitip makalah, dan aku pulang dengan kondisi mengenaskan (motor bagian bemper bawahnya pecah, spion patah, kemeja+rok basah coklat menjijikkan, dengan luka memar di beberapa bagian kaki). Besoknya pas presentasi dibilang, "kamu pasti ngupah!", entah apa alasannya. Aku yang masih berstatus koas yang newbie, yang kata nasihat2 sebelumnya "kalo kamu disalahin, iyain aja de," cuman diem padahal dalam hati meronta2. "Subhanallaah dok, saya tiap malam buka laptop, ngerjain sendiri ilmiahnya, ngetik follow up pasien yang nyampe 30 hari, nyari jurnal ini itu, kurang tidur mata panda, masuk stase bayi pula, dibilang ngupah? Sedih banget ah, sedih gak dihargai barang sedikitpun." Dari situ penilaian terhadap seorang Rina : anak yang MALAS. Terimakasih dok atas tuduhannya, entah kenapa kadang saya merasa pendendam. Akhirnya nilai stase pun gak maksimal. Sedih? Pasti! Ditambah kecewa. Semua cuman SALAH PAHAM.

Penyakit Dalam: semua terlihat lancar, plong, tanpa hambatan. Hingga di hari ujian, pas kelar ngerjain status ujian, aku baca2 catatan penyakit dalamku sambil nulis2 skema yang memang kerjaanku kalo lagi mikir, dengan status ujian yang masih terbuka. Tiba2 sekretaris SMF datang dan melihat kerjaan aku yanglagi baca sambil nulis2 langsung teriak, "Eh kamu nyontek ya! Wah, gak bener ini, ayo cepat kumpul status ujiannya. Kebiasaan nih suka nyontek, ntar mbak bilangin ke kordiknya, biar dikurangin nilainya. Ujian kok nyontek." Aku kaget, nggak ngeh malahan kalo yang ditegur itu aku. "Kebiasaan nih suke nyontek" beliau bilang, ya ampun mba, nyontek darimana coba? Kalimat yang bisa terucap cuma, "Udah selesai kok mba dari tadi, ini saya udah mau ngumpul nunggu mba." Dibalas dengan, "alah, mbak lihat kamu buka buku sambil nulis, pokoknya ntar mba laporin!" Hallooo, apa kabar dengan mereka yang lain yang hari2 sebelumnya ngerjain sambil buka buku? Aku cuman bisa diam, istighfar berkali2 dalam hati. Habis ujian lisan kelar, lagi2 beliau manas2in pengujiku, "Dok, kurangin nilainya dok, kemaren dia nyontek pas ngerjain status." Subhanallah, salah apa aku sama kamu mbak? Perasaan selama stase baik2 aja. Semua cuman SALAH PAHAM.

Obgyn: di stase ini bener2 parah, aku dapat BUKU IJO. Artinya nilai akhir staseku bakalan dikurangin 1. Misalnya nilainya B+ alias 3,5 kalo dapat buku ijo bakalan turun jadi 2,5 alias C+. Kebayang gak betapa stressnya mikirin ini. Dan dapat buku ijo ini pun gara2 hal sepele. Aku niatnya bantuin temen periksa pasien, gara2 dia lambat banget leha-leha sana-sini sedangkan aku lagi dapat amanah jadi chief. Udah waktunya buat lapor pasien sekalian konsul, dan aku yang ESTJ ini langsung ambil sikap lanjutin pemeriksaan dia yang belum kelar. Saking banyaknya pasien, pas laporan ketelitianku entah kenapa down seketika. Aku lupa bilang kalo pasien terakhir yang kulanjutin pemeriksaan dari temenku itu ternyata ada riwayat BSCnya. Dapat advice, dan pas mau menjalankan advice beliau aku baru sadar aku lupa bilang riwayat BSCnya. Akhirnya aku telpon balik, dan timingnya emang pas banget, beliau marah dan ngasih buku ijo. Kalo ini sih bujan salah paham, ini salahnya aku yang gak teliti. Tapi tetep aja ya, kecewanya itu gak bisa diungkapin lewat kata2 pas ngeliat ada temen yang lain yang sebenarnya kesalahannya lebih fatal tapi tersembunyikan. BERUNTUNG.

Bedah: apalagi stase ini, bener2 apes. Dapat hukuman jaga 7x24jam 2 kali! Harus bawa tas gede kayak mau pulkam ke rumah sakit, 1 minggu penuh makan+mandi+boker di rumah sakit. Jaga IGD, gak boleh pulang 1 minggu penuh, dan itu terjadi 2 kali dalam satu siklus stase. Malang banget kan ya. Ini juga gara2 SALAH PAHAM dan KURANG KOMUNIKASI di kelompok kecil bedah. Fatal sih kesalahannya, gak tau pasien. Tapi entah kenapa apesnya di kami. Yang lain juga ada kok yang gak follow up pasien, gak tau ada pasien baru, dan lai2. Tapi entah kenapa kelompokku ini emang spesial penuh kejutan. BERKALI2. Hhaha. Nikmatin aja lah. Entah gimana nilai akhirnya ntar, bersyukurnya dapat penguji yang baik hati, tapi gak tau juga gimana nilainya.

Well, 4 stase mayor yang notabenenya persentasi nilainya gede aku lewatin dengan penuh KETIDAKPASTIAN dan entahlah bikin nyesek di hati. Kadang ngerasa koas ini dunia yang bener2 absurd. Lu niat baik, lu berkorban, lu bantuin temen, gak menjamin kehidupan koas lu bakal bahagia. Mungkin koas bener2 tempat buat ngelatih mental lu dan ngajarin lu kalo hidup gak semulus jalan tol yang aspalnya licin. Ada banyak hal yang mungkin bertentangan dengan harapan lu, tapi lu mesti harus tetap survive. Karena hikmah segala peristiwa gak serta merta lu dapat secara cuma2 dan langsung begitu aja. Semua perlu pemahaman yang luas dan penerimaan yang dalam.

Demikian.

-Nisrina Naflah-

Escape Method

Pernah? Merasa terperangkap dalam suatu kondisi yang sulit sekali mencari celah untuk menyelesaikan kegalutan di dalamnya?

Saat ini sedang berada di kondisi itu, dan lagi2 memilih untuk melarikan diri.

Kenapa harus melarikan diri? Karena itu satu2nya cara untuk kabur dari perangkap yang ada. Mencoba mengalihkan pikiran, dan melupakan segalanya yang sudah terekam nyata.

Escape method, yang kadang kala menyakitkan adanya. Namun mau apa? Ini terpaksa.

*saat curahan hati mereka selalu mendahului curahan hatiku, kemudian hujan, dan berlari kencang ke persimpangan, jangan lagi menoleh ke belakang, ucapkan selamat jalan

-Nisrina Naflah-

30 Oktober 2015

Closing Place

Alhamdulillaah alhamdulillaah alhamdulillaah atas segala nikmat-Nya yang gak kehitung lagi saking banyaknya.

Curcol dulu nih sebelum masuk ke inti dari postingan kali ini. Dua malam terakhir mati lampu terus, dan aku baru sadar kalo ternyata "ada listrik" itu adalah salah satu nikmat Allah yang patut disyukuri, banget! Kebayang gak di pelosok sana dimana listrik belum bisa masuk (kayak desanya kakek-nenekku dulu waktu aku masih SD, harus pake lampu minyak), it's really really really uncomfortable when you will do something. Makanya bersyukur banget hidup di tempat yang ada listriknya, walaupun Kalimantan Selatan ini sering mati lampu.

Okay, postingan kali ini berupa usaha menepati janji di postingan sebelumnya. Aku mau cerita tentang "tempat penutup koas" yang cukup berkesan. Stase anestesi. Normalnya, stase anestesi harus dilewati dalam 3 minggu termasuk minggu ujian. Pas awal-awal masuk, rada-rada parno gitu. Pasalnya di stase ini konon katanya etika sangat dijunjung. Lebih baik kamu salah, daripada kamu bohong, begitu aplusannya. Selain itu, kita juga harus absen jari setiap pagi sebelum jam 7 teng, dan baru boleh pulang jam 3 siang atau setelah semua operasi elektif di OK sudah selesai. Eits, itupun belum bisa langsung pulang, kita harus visite pasien operasi elektif untuk besoknya dulu. Pergi sunrise, pulang sunset. Syerem yah dengernya pas awal2.

Ternyata, ya memang gitu kerjaan tiap harinya. Berhuhung 2 hari pertama aku dapat jatah jaga poli dan jaga OK cito, masih belum kerasa capeknya. Mulai hari ke4, baru deh kerasa. Aku baru kelar visite pasien jam 8 malam, itupun belum ngetik laporan WA buat konsulen jaga besoknya. Ternyata beneran capek. Pulang2 gak kepikiran lagi buat belajar, langsung bobo, teler. Mungkin karena 2 stase sebelumnya cukup ringan (THT dan Mata), jam 1 siang udah bisa pulang, pas masuk anestesi langsung kaget gitu. Bawaannya ngantuk mulu.

Kukira stase ini stase yang membosankan. Bayangin aja dari jam 7 sampai jam 3 kita harus diem di OK, liatin pasien operasi, nulisin kertas observasi, dingin, ngantuk, nunggui pasien sampai bangun, ah it's gonna be boring time. Ternyataaaaaaaaa, stase ini menyenangkan sekaliiiiiiiiiii. Bohong juga sih kalo aku bilang gak ada bosennya, bosen pasti ada, apalagi kalo kita lagi jaga OK yang operasinya lamaaaaaa. Tapi seriusan, anestesi ini awesome banget lah ya.

Di sini kerasa banget kekeluargaannya. Kerjasama timnya. Kehangatannya. Kekompakkannya. Walaupun, biasalah manusia, pasti ada sepik sana sepik sini, wajar lah bumbu kehidupan. Hhahaha.

Kelompok XXIV C.
Kelompok ini sebenarnya gak selalu bikin hepi, kadang bikin jengkel, dan rasanya pengen cepet2 aja kelar koas dan gak sekelompok mereka lagi, hhaha. Itu pikiran kalo lagi bete. Tapi ketika dihadapkan dengan momen2 berharga, kelompok ini selalu jadi oase di tengah panasnya atmosfer koas. Selalu bikin ngakak, dan kita gak perlu takut untuk jadi diri kita apa adanya. Mau kentut? Ngakak? Ngompol? Gak mandi? Nangis? Ileran? Gak usah ditutupin, udah tau satu sama lain. Sweetnya itu setiap siang selama di anestesi kita selalu makan bareng di kamar DM, persis orang2 kelaperan yang udah 1 minggu gak makan. Saling bagi camilan. Rebutan kue dari rumah sakit. Teriak2, ngakak2, dan nyanyi2 gaje di kamar. Ribut. Oh ya, rebutan kunci WC juga tiap hari, gak tau kenapa pada hobi banget boker. Hhaha.

Konsulen Anestesi.
Gak usah ditanya, yang namanya konsulen pasti pinter. Di sini yang bikin beda sama stase lain, SEMUA KONSULENNYA BAIK-BAIK, SEMUANYA CUY! Ah, lovely banget.

Ada 1 konsulen yang aku idolain sejak kuliah, namanya dr.Ken. Sejarahnya nih, dulu waktu masuk kuliah pertama kali dapat modul anatomi dari kampus, aku lihat nama2 tim penyusunnya. Ada 1 nama dokter perempuan di antara nama2 dokter lainnya yang semuanya laki2, dan itu yang langsung bikin "wow". Dalam hati aku langsung bilang, "Rin, lu harus jadi asdos anatomi ntar. Terus jadi dosen anatomi cewek satu2nya juga ntar di kampus." Yaelah, ini kelihatan banget yak newbie anak kedokterannya. Hhaha. Sejak saat itu, aku udah kagum aja sama yang namanya dr. Kenanga Marwan S, Sp.An, padahal belum pernah lihat orangnya. Beberapa bulan kemudian, akhirnya aku lihat langsung. MasyaAllah, cantik banget cuy. Tinggi dan penuh aura gitu pas lagi jalan. Tambah kagum lagi, itu baru ketemu di jalan loh. Beberapa semester kemudian, akhirnya ketemu di ruang kuliah. Dan lagi2 tambah kagum. Aaaaaaaaaaaaaaaa. Kesederhanaan beliau itu loh bikin tambah cantik dan beraura, terus keibuan, tapi lucu usil jahil gitu. Ih, sukaaaaak. Mana pinter lagi, konsultan neuro anestesi loh, pokoknya ngefans! Pas ketemu di stase anestesi, kekaguman itu masih ada, walaupun agak syedih pas ngomong izin mau ikut yudisium sama beliau, belum bisa (bisa sih ikut, tapi anestesinya dianggap gak lulus karena harus prolong dulu, haudah lah ya, gak bisa lulus cepet). Sampai akhirnya, di laporan visite terakhirdi anestesi, aku bisa bilang ke beliau kalo aku ngefans banget sama beliau sejak kuliah, ahahahahahaha. Setelah 5 tahun cuy, akhirnya tersampaikan juga. Love youuuu, dr.Ken!

Selain dr.Ken, konsulen lain juga bener2 mengagumkan. Ada dr.Mahe dengan ke"dingin"an dan ke"diam"annya, tapi kalo udah becanda atau ngebully yaelah nohok banget bikin ngakak, tapi gak berani lama2 soalnya auranya dingin banget, brrrr. Kalo morning report sama beliau ini, aduuuh tegangnya minta ampun, tapi di tengah2 ketegangan itu kadang beliau tiba2 ngelucu (bayangin aja dengan aura dingin, tapi isi omongannya itu sebenarnya lucu, jadi lu mesti ngapain? Pengen ketawa ngakak tapi atut gitu, serba salah). Aku selalu ingat dr.Mahe ini konsulen pertama pas kuliah yang bikin kita2 ngerti tentang TERAPI CAIRAN, serius deh gak bohong. Pinter banget juga, jago moto juga, kadang bingung sama dr.Mahe ni, masih sempet aja ngetrip kemana2 menikmati alam di tengah kesibukannya, bikin iri euy. Di hari2 terakhir yang bikin sakit perut ngakak itu pas beliau dibully sama mahaji Putri elon, adudududududuh, seriusan aku pengen guling2 di lantai OK, hhaha.

Terus ada dr.Rory dengan ke"pangeran"an dan ke"ramah"annya. Konsulen satu ini dapat gelar "dokter pangeran" di OK, sampai detik ini pun aku masih bingung kenapa beliau dipanggil gitu, multitafsir. Mungkin karena saking baiknya beliau jadi dianggap "prince" atau karena beliau emang keturunan pangeran yak? Entahlah, hhaha. Beliau ini paling sering ngasih aku kesempatan buat berlaga di OK, dari intubasi, pasang LMA, sama facemask (pernah 2 jam disuruh facemask pasien selama operasi, pegel banget cuy, sampai kerasa keram). Iiiih, paling seneng kalo dr.Rory masuk ke OK aku, pasti dikasih semua, kecuali spinal. Mau nyoba spinal juga, tapiii "enak aja lu, emang lu Sp.An?" hhaha. Minta spinalnya sama residen aja kali ya.

Then, ada dr. Abing. Yaelah cuy, konsulen satu ini enjoy banget. Masih muda dan fresh, selalu manggil kita2 dengan panggilan "dok", kadang2 "cinta", bwahahahaha. dr. Abing juga suka ngasih kesempatan intubasi, jadi sering minta ke beliau juga. Yang unik dari beliau ini adalah sifat hematnya, mantappp. Terus, beliau ini kalo lagi jalan kesannya tu ringaaaan banget, kayak melayang2 gitu. dr.Abing ini jadi penguji aku di anestesi, dan seriusan beliau baikkkkkk banget. Beliau ngelatih kita jadi dokter IGD/dokter ICU yang bisa diandalkan. Kadang takut juga sama beliau ini, rada strike sama masalah etika. Dan suka razia dadakan ke kamar DM, hhaha maaf dok sering berantakan.

Konsulen super lainnya ada dr.Iwan. Jangan ditanya, beliau ini dapat gelar dokter paling penyabar dan calm di anestesi. Aduuuuh, gak pernah aku lihat beliau marah2. Senyuuuuum terus, mau dibully apapun. Kalo ngomong enak banget didenger, bikin hati tentram damai aman sejahtera sehat sentosa, hhaha. Trus kalo ngejelasin sesuatu, sampai ngambilin contoh alatnya gitu. Perhatian juga sama sharing ilmu buat koas2nya. Gak pernah lihat beliau panik di situasi genting sekalipun (kayaknya). Kalo biasanya morning report kita duduk, kalo sama beliau kita berdiri melingkar gitu dan selalu berdoa bersama setiap mulai kegiatan pagi. Mantappp.

Ada juga konsulen senior yang aduh gimana ya, superrrr abis lah pokoknya. Pinterrr banget. dr. Oky, beliau ini konsultan intensive care. Kebayang dong kerjaannya ngurusin pasien2 ICU, jadi agak jarang ke OK. Enak juga kalo sharing ilmu, pas di logika. Kadang beliau ini suka bikin gugup gelisah galau merana. Kemaren pas aku jaga poli, beliau yang turun, terus disuruh periksa rhonki wheezing pasien yang rencana daftar operasi elektif. Aku kan orangnya emang selenge'an dan gak suka cari muka gitu, jadi dengan polosnya aku periksa rh/wh di bagian punggung pasien tanpa ngebuka pakaian pasiennya, malessss, hhaha. Pas pasien2 udah kelar diperiksa semua sama beliau, beliau langsung bilang, "Rina, besok kamu ujian OSCE sama say gimana cara memeriksa pasien yang baik dan benar. Kalo kamu periksa pasien kayak tadi, kamu gak lulus Rin, gak lulus." Ngikkkk, aku langsung terdiam terpana membisu, dan bilang makasih ke beliau. Syeremmmmmmm. Tapi ternyata itu gertakan yang tujuannya menasihati. Masih koas cuy, periksa pasiennya harus sesuai teori laaaah. Hhaha. Isiiiin aku.

Dan konsulen terakhir tapi yang paling bikin "masyaAllah" adalah jeng jeng, dr.Rapto. Ketemu beliau cuman 2 atau 3 kali selama 4 minggu di anestesi. Beliau lagi ngambil pendidikan konsultan anestesi cardio di Jakarta, jadi jarang pulang. Kalo yang ini mah udah bikin masyaAllah sejak kuliah, hhaha dasar mahasiswa centil. Bawaannya ramah, murah senyum, diiringi logat khas Jawa halusnya yang bikin masyaAllah. Terkenal dengan kebaikan hati dan ketampanannya. Dapat julukan dokter ganteng di OK. Hhahaha ampun mah saya. Kalo negur/ngingetin koas itu juga halus banget caranya. Superb lah.

Penata Anestesi.
Kalau ditanya di stase mana yang kakak2nya paling baik, serempak semua koas jawab "ANESTESI", seriusaaaan kakak2 di anestesi baik semua. Kita di sini merasa dihargai sebagai koas, yang biasanya diinjak2 macam keset dan ratik wara. Mereka gak pelit ilmu, selalu ngajarin, ngingetin, dan yang paling seru suka becanda. Pokoknya hepi hepi hepi sama kakak2 penata anestesi. Banyak dapat ilmu dari mereka juga, kadang suka cerita2 selama nungguin pasien di OK. Mereka kalo manggil kita selalu manggil nama, itu yang bikin cepet akrab. Paling suka kalo jaga sama ka Wahyudi, pinter, suka ngajarin, suka cerita, gak pernah nyuruh2, dan bore abis. Seneng juga dipanggil "Na". Kakak2nya seru lah pokoknya.

Perawat RR.
Ini juga bikin stase anestesi jadi berwarna, hhaha. Ada kak Eka, kak Nelly, kak Wati. Kadang2 suka manas2in kita di depan konsulen, tapi sebenernya becanda sih. Ada yang suka marahin kita, apalagi kalo masang infus gak bener, atau gak sigap pas ngantar pasien di RR, hhaha. Tapi lebih dari itu semua, kakak2nya baiiiiik banget. Suka bagi2 makanan, terus kita juga sering cerita2 + ribut di RR. Paling akrab sama kak Eka. Dulu pas masih jadi DM Bedah, paling syerem sama kk2 RR, kesannya bertaring semua. Paling takut nyari pasien atau status pasien ke RR, takut dimarahin, hhaha. Ternyata pas udah jadi DM anestesi, yaelah cuy, mereka angel2 semua. Ah, pengen meluk.

Residen Anestesi.
Namanya dr.Fariz, sering dipanggil bang Fariz, atau ikan dugong? Hhahaha. Orangnya asik, suka ntraktir makan, baikan, suka ngajarin dan sharing ilmu. Marganya Latuconsina loooh, ternyata ada hubungan keluarga juga sama artis cantik yang lagi tenar2nya sekarang, si Prilly. Beliau sering cerita tentang kisah hidupnya, terus tentang istri anaknya. Aka sampai pernah nangis gara2 denger ceritanya, hhaha. Sering bilang juga kalo di Ulin koasnya rajin2 plus baik2, emaaaaang, hhaha. Suka joget+nyanyi gak jelas. Rempong lah ya, cucok lah sama kelompok XXIV C, petjaaaaaah!

Poli Anestesi.
Ada dua orang kakak cantik di sini, kak Yati dan kak Nani. Di sini kerjaannya ngobrol + makan, hhaha. Seru sih, yang diobrolin dari cerita koas2 sebelumnya sampai ilmu agama, plus cerita hidup kakaknya, hhehe. Kak Yati demen banget bawain gorengan atau camilan lainnya, adohhh kalo di poli mah jadi gendoooot. Kalo kak Nani doyan banget nonton apaan tu namanya yang Turki2 itu, Cherry2, apaan itulah pokoknya. Seruu, mayan.

SMF Anestesi.
Jarang sih ke SMF, ke sana kalo lagi jaga poli buat ngumpul kertas visite+laporan pagi dan ngambil kertas visite, pas pretest, pas nyabut undian ujian, pas posttest, udah itu aja. Makanya gak terlalu kenal sama mba2 di sana. Yang paling akrab sih sama Mas Hendry. Awalnya ngira dia ini orangnya jaim, terus agak2 mesos gitu. Eh, ternyata sodara sodara, BOREEEEE. Tukang bully, paling hepi lihat kami tersiksa di ruang bimbingan, sekali bully jlebnya ke lobulus hati! Tapi baikkkkk banget lah ya. Seru asyik juga anaknya. Ini orang yang bertanggungjawab ngurusin kami di anestesi, ceileh. Kalo lagi bete, syeremmm.

Yayayayayayaya. Demikian kisah panjang tentang stase penutup koas. Berkesan memang, soalnya ini penutup. Dan Maha Baiknya Allah, ngasih aku stase penutup yang "akupun bingung harus dideskripsikan dengan kata apa". Alhamdulillaah, selesai sudah status ratik wara kita, bersiap untuk menempuh perjalanan ratik wara jilid 2 di iship selanjutnya, semoga jadi "Bukan Ratik Biasa", hhaha.

nb: aku menyadari masa koasku diawali dan diakhiri dengan 2 stase yang menyenangkan. Stase pembuka itu stase anak (sekeras apapun cobaan di anak, aku tetep cinta pediatri) dan stase penutup itu stase anestesi (walaupun pergi pagi pulang malam tiap hari, aku merasa nyaman).

Terimakasih yaa Rabb! Love You!

-Nisrina Naflah-

25 Oktober 2015

Gado-Gado Anestesi

Postingan kali ini, gado-gado yak.
Pengen ngeshare foto2 di stase anestesi yang seriusaaaaaan bikin hepi abis. Stase terakhir yang bener2 bikin jatuh cinta!

Kasihan kalo kebanyakan posting foto2 di medsos, ntar bosen semua yang lihat. Jadi diabadikan di blog aja, siapa tahu beberapa puluh tahun ke depan (semoga panjang umur), gak sengaja buka ni blog, terus jadi terkenang deh sama masa2 indah penutup koas.

Yeah, koas udah selesai brosist!

Ntar kalo ada waktu, mau posting tentang kesan di stase anestesi ini~

Thank's buat semua konsulen2 super dan kaka2 baik hati di Bagian Anestesi RSUD Ulin Banjarmasin.

-Nisrina Naflah-

21 Oktober 2015

Ibu

Bagi semua orang yang memandang wanita sebelah mata, ah ke got aja sana.
Sebel aku lihatnya, sudah dipastikan bagaimana dia memandang ibunya.
"Cuman ngurus anak aja kan kerjaannya."

Aduh nduk nduk, tugas seorang ibu itu kompleks sekali menurutku. Itu bagi mereka yang punya (walaupun sedikit) orientasi akhirat, tugas seorang itu tidak hanya ngelonin anak. Ibu itu MADRASAH buat anak2nya. Bayangin aja, seorang ibu punya tugas sebagai istri yang baik buat suaminya, dan juga madrasah yang baik untuk anak2nya. Investasi dunia akhirat cuy. Apalagi kalo ibu itu juga kerja, nambah lagi tugasnya. Capek kan ya, pasti lah.

Oleh karena itu, bagi mereka yang bilang "Ah, apanya yang berat? Cuman ngurus anak aja kan kerjaannya," semoga cepet sadar kalo sudut pandang mereka salah. Dan semoga lebih bisa menghargai wanita. Aku udah sebel aja bawaannya lihat ni orang. Parah.

Dan mamah adalah alasan utama kenapa aku sangat menjunjung tinggi status sebagai IBU. Semoga jannah-Nya menjadi hadiah untuknya kelak. Terimakasih mah atas segala inspirasinya. :)

-Nisrina Naflah-

7 Oktober 2015

Wahai Kau Hati

Diam. Tanpa ada yang tahu, senyuman mengembang, riang, di balik diam.
Hening. Tanpa ada yang tahu, bahagia melanda, indah, di balik hening.
Aku tersenyum, aku bahagia, tahu?

Tiba2, senyuman terlepas, bahagia menyurut.
Sebegitu lemahnya kah wahai kau hati.
Menyeruput angan di gelas realita yang belum tentu berisi.
Bukankah sudah jelas, jangan berharap pada makhluk-Nya.

Tiba2, hati terhempas, nanar, menyedihkan.
Sebegitu lemahnya kah wahai kau hati.
Lebih baik diam, hening bersama indahnya renungan.
Daripada berangan, hingga jatuh terhempas, tanpa alasan.

Wahai kau hati, jangan lemah, kuatlah.
Karena Sang Maha Kuat akan selalu menguatkan.
Percayalah, janji-Nya benar adanya.

:)

-Nisrina Naflah-

26 September 2015

:)

Persinggungan, setelah sekian lama!

Makasih yaa Allah.

I'm happy today!

:))

:))

:))

Diam. Itu. Indah.

24 September 2015

Idul Adha 1436H

اللَّهُ أَكْبَرُ،اللَّهُ أَكْبَرُ,اللَّهُ أَكْبَرُ ۞ لاَ إِلَهَ إَلاَّ اللهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، ۞ اللَّهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ. ۞ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، ۞ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، ۞ وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

Selamat Hari Raya Idhul Adha 10 Dzulhijjah 1436H~

Sebagai pembuka, aku mau cerita dikit tentang Idul Adha kali ini. Kemaren (H-1 lebaran haji) aku lagi buka2 facebook dan di timeline ada temen, anak Palembang, bikin status tentang ucapan Idul Adha. Dia bilang dia heran kenapa ucapan idul adha gitu2 doang, copas ucapan idul fitri, mohon maaf lahir batin dan seterusnya. Padahal berkali2 udah dengerin ceramah tentang esensi hari raya kurban, makna di balik cerita Nabi Ibrahim as dan anaknya Nabi Ismail as. Kenapa sih harus mohon maaf lahir batin mulu? Gitu kata dia.

Serius, status dia bener2 bikin aku mikir, "ada benernya juga ni anak." Kenapa semua ucapan hanya sekadar ucapan tanpa memahami esensi dari hari raya yang dirayakan. Asal ngucapin aja, hhe. Tapi sebenernya gak ada salahnya juga sih bilang mohon maaf lahir batin, wong kita manusia tempat bermilyaran salah dan khilaf. Baguslah kalo sering2 minta maaf, hhehe.

Okey, status dia jujur aja bikin aku sadar, bikin aku recall kembali memori tentang kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Dan tiba2 aja hati aku berasa kesetrum gitu. MasyaAllah, makna idul adha ini bener2 dalem banget. Gak sekadar momen untuk berkurban sapi/kambing, gak sekadar rezeki dapat bagian daging kurban trus disate atau dirawon, tapi lebih dari itu semua. Hakikat keimanan, ketaatan, cinta, dan pengorbanan yang semata2 untuk Allah. Dan itu semua LOVELY BANGET! Nyentuh sampai hati yang terdalam!

Lagi2 masih di dunia media sosial, aku ngepost ucapan idul adha pake picture cerita tentang Nabi Ibrahim as dan anaknya di path. Kelar update status, biasa lah scroll down baca status2 orang, dan lagi2 berasa kena setrum pas baca postingan salah satu temen aku. Isinya kurang lebih menyampaikan kalo setiap diri kita bisa diibaratkan Nabi Ibrahim as, yang memiliki Nabi Ismail as yang diumpamakan harta, kedudukan, dan kesenangan yang kita miliki. Hey, hakikatnya semua yang kita miliki di dunia ini MILIK ALLAH SWT. Langsung dah, lagu Maha Melihatnya Opick terngiang2 di benak, "Yang dicinta kan pergi, yang didamba kan hilang, hidup kan terus berjalan, meski penuh dengan tangisan." Brrrrrrr. Apalah daya kita sebagai hamba-Nya, ketika Dia ingin mengambil apa yang dimiliki-Nya. Yaa Rabbi, Yaa Rabbi, Yaa Rabbi, I'm yours.

Yihaaa, lanjut cerita idul adha kali ini, aku bersyukur banget bisa lebaran di rumah. Idul Fitri sebelumnya aku gak bisa ngerayain bareng keluarga karena jadwal jaga IGD full 24 jam bertepatan hari raya Idul Fitri, dan itu sedih banget. Hhahha.

Di malam hari raya, persis jam 10 malam teng, gak tau kenapa tiba2 on fire pengen bikin brownies kukus bareng mamah. Sebenarnya mamah udah bikin dua loyang gede kue tradisional paginya sebelum aku datang ke Bjb, tapi kok ya aku pengen juga bikin kue. Alhasil, dibikin lah brownies kukus dari resep mamah. Lumayan lah rasanya, walaupun ada beberapa komponen yg gak ada, kayak keju, trus chocochip, sama strawberry/cherry. Jadilah 2 loyang persegi kue brownies kukus yang flat bgt tanpa dekorasi/pemanis tampilan. Ah, yang penting jadi. Coklat batangan sisa sebagian dilelehin lagi sebagian diparut buat topping gitu. Trus biar ada warna merah2 gitu, pake semangka dipotong kecil biar kayak strawberry gitu lah, ceritanyaaaaa. Hhaha. Entah kenapa tampilannya malah jadi kayak blackforest -_- hhaha.

Daaaan di hari H, kami ke Bjm, nyekar ke makam Abah :)
Sambil silaturahim ke keluarga di Bjm.
Menyenangkan.

Idul Adha kali ini memang ada yang kurang, hari raya kurban ke3 tanpa abah, dan Fajar gak pulang karena masih kuliah di Malang. Tapi biar gimanapun, semoga esensinya nyampe.

Semoga selalu disadarkan bahwa segala yang ada di dunia ini adalah milik-Nya. Hingga bisa menumbuhkan cinta, keikhlasan, keimanan, dan ketaatan yang semakin bertambah pada-Nya.

Alhamdulillaah untuk semuanya. :)

-Nisrina Naflah-

12 September 2015

Jas Koas oh Jas Koas

Jas Koas ini warnanya putih tapi gak serupa sama jas dokter.
Pasien dan keluarganya masih aja sering manggil2 dengan sebutan "suuus, suuus, susteeeer."
Giliran yang cowok pakai jas koas selalu dibilang "doook, doook, dokteeeer."
Hhaha. Lucu kadang.

Ada yang diem aja dipanggil sus.
Bahkan ada yang tetap memberikan senyum manis dengan kata2 yang ramah.
Tapi segelintir koas yang darah tinggian kadang menjawabnya dengan penuh kepedean, "Bu, saya bukan suster. Saya dokter muda."
Ada juga yang sengaja memperlihatkan tulisan "dokter muda", biar kelihatan dan bisa dibaca.
Segelintir lagi malah menjadikan bahan lelucon sama koas temennjaga yang lain, "Suuus, Susiiii, dipanggil tu nah." Sampai2 yang manggil suster tadi jadi salting dan merasa ada yang janggal.
Hhaha. Lucu kadang.

Jadi ingat dulu pas jaga IGD, seharian full gak ada tidur. Jam 4 kurang 15 menit dini hari baru bisa duduk, menelungkupkan kepala di meja, terus mejamin mata. Capek. Ketiduran. Gak berapa lama kemudian, ada yang nepuk bahu, "Suuus, suuus, suuus, suster."
Aku masih setengah sadar, serius malah berasa mimpi, menjawab tepukan bahu itu dengan mata yang masih terpejam, "Ya kenapa bu, saya bukan suster, saya ini dokter muda bu." Terus aku tidur lagi, hhahahaha. Beneran gak sadar. 10 menit kemudian baru aku bangun, dan ngingat2 lagi tadi itu mimpi atau beneran yak? Langsung kudatangin tu keluarga pasien. Pas aku masuk ke ruangannya, semua keluarga sudah berkumpul dengan senyum permohonan maaf.
"Ibu, gimana masnya udah enakan?"
"Iya dok, sudah enakan. Maaf sekali ya dok saya bangunin dokter, salah panggil juga. Maklum dokter, saya gak tahu, bajunya sama semua. Mohon maaf sekali ya dok. Tadi saya mau nanya sudah boleh pulang ndak, soalnya sudah jam 4."

Jlebbbbbbbb. Bukan mimpi ternyata, aku beneran nyahut gitu pas ditepuk bahu tadi. Langsung aja aku minta maaf balik, yaa ampun jadi gak enak.

Kadang malu mengaku sebagai dokter muda, tapi kemampuan jauh dari yang seharusnya dimiliki.
Mengaku sebagai dokter muda, tapi tanggungjawab masih belum sepenuhnya dikerjakan.
Mengaku saya ini dokter muda, tapi etika dan keramahtamahan masih belum sepenuhnya menghiasi diri.
Mengaku dokter muda, tapi masih malas belajar, malas meupgrade diri, demi menolong pasien, membantu, dan mengabdi.
Ah, kadang malu mengaku dokter muda.

Jas koas ini, saksi bisu perjalanan ini.

:)

-Nisrina Naflah-

7 Agustus 2015

Sepatu Impian Masa Depan

Assalamu'alaikum semuaaa.

Long time no post something in this blog, and today I don't know why, but I really sure that I want post about something wow. You can imagine from this post's title. Hhaha. Apaan coba.

Oke, sebelumnya aku mau curhat dikit dulu nih. Besok aku harus balik ke Banjarmasin lagi buat jalanin hukuman 7x24 jam di IGD, dan itu berarti liburanku kali ini kudu kepotong 1 minggu, and it really makes me upset. Apalagi tgl 14 ini sobatku dari kecil, Febri, bakalan go to Jogja for her S2, it means that aku bakalan ditinggal lagi. How sad I am, but I always proud of her and support her to catch her dreams, everytime, whatever happens. Jadilah malam ini kita jalan2 kuliner sama ngemall bareng Krisna juga, sebelum besok aku terpenjara lagi di RS gak bisa kemana2, apalagi nganter Febri ke bandara pas dia berangkat nanti. Huuuh.

Malam ini semua serba menyenangkan, dari makan pentol bakar cina, trus minum chocolate original, sampai ni perut nambah lipatannya, trus jalan ke mall. Seperti biasa lah ya, always sakit hati gitu kalo jalan ke mall, cuman bisa manjain mata, lihat ini itu, kepengen beli, tapi ingat masa depan, okeyyy lebih baik kita nabuuuuung (walaupun kadang akhirnya tabungannya juga dipake buat beli ini itu) hhaha.

Rencananya siiih cuman mau liat2 beberapa barang yg mau dijadiin kado buat adeku yg 1 bulan lagi ultah, berhubung dia mau balik ke Malang buat kuliah, jadi kado harus segera dibeli dan dikasih 1 bulan lebih awal, hhaha.

Sampai akhirnya, pas kita lagi liat2 di bagian sepatu cowok, tiba2 Febri nanya, "Kalian sukanya lihat cowok pake sepatu yang model gimana?".

MasyaAllah, pertanyaan spontan yang bikin seru gitu. Spontan aja aku sama Krisna liat2 ke sekeliling and we found which one that we love when it used by someone.

Krisna : "Aku suka kalo cowok make jenis sepatu yang ituuuu.."
*aku masih bingung lihat2 model sepatu*

Febri : "Kalo aku yang ituuuuu. Hhaa."
*aku masih bingung juga yang mana*

Febri & Krisna : "Rina suka yang mana?"
*aku masih aja bingung celingak celinguk*

Sampai akhirnya aku menemukan jenis sepatu yang sebenarnya lebih kusuka daripada jenis2 sepatu yang sebenernya semua aku suka #looooh

Entahlah, it was funny. Kita kayak anak SD lagi ngobrolin sesuatu yang "polos" banget. Nyocok2in sepatu sama tipe suami idaman, masyaAllah, lugu-lugu unyu gimana gitu. And I don't know ini cuman obrolan santai atau emang bener2 keluar dari hati yang terdalam. Sampai akhirnya pembicaraan topik ini diakhiri dengan "Ntar kalo nyari kado buat suami, bareng2 yaaa." MasyaAllah, emang udah masa2nya, jodoh mulu yang dipikirin.

Semoga mendapatkan yang terbaik dari Allah swt sobat, semoga seperti yang diharapkan, bahkan yg lebih baik di mata Allah swt.

Buat Febri, good luck and keep your spirit buat S2nya, jangan lama2 cepet balik ke Banjarbaru, kalo libur pulang aja ke sini. I will be missing you!

Buat Krisna, good luck dan ditunggu kabar gembiranya dari beberapa tes lowongan kerjanya. Lancar terus usaha olshopnya. You can do it!

Aih, tinggal 17 jam lagi, aku mesti pergi ke Banjarmasin lagi, it feels like "mengembara ke hutan belantara" again. Dan ninggalin mamah+ade2 lagi. Sedihnya subhanallaah bgt. But the show must go on, let's do the best. Bismillaah. Remember all that you do just for Allah swt and for "their smile", jagoan kuat semangat!

NB: from the picture, the first one is Febri's, then Rina's, and Krisna's. You can imagine how our princes look like? Hhahaha.

-Nisrina Naflah-