Nyampah lagi, entah kapan blog ini berubah jadi blog yang agak sedikit lebih bermanfaat, hhaha...
Beres2 lemari, nemu print2an foto zaman purba. Duh, 2 jagoan sekarang udah gede2, dulu masih unyu2, time flies~
*savethismemory*
Nyampah lagi, entah kapan blog ini berubah jadi blog yang agak sedikit lebih bermanfaat, hhaha...
Beres2 lemari, nemu print2an foto zaman purba. Duh, 2 jagoan sekarang udah gede2, dulu masih unyu2, time flies~
*savethismemory*
★ KESABARAN ★
Dimana lagi kita harus mencari kesabaran, selain di ruang tunggu yang tak berkesudahan? Tunggu yang selalu mengawali satu-persatu kehendak-Nya tiba, tunggu yang antri bergantian untuk mengantarkan kita dari satu takdir ke takdir yang lainnya, tunggu yang setia menunggu. Disuguhinya kita dengan degup-degup kecemasan, dengan binar-binar harapan, dengan serpihan-serpihan kebingungan, dengan bongkah-bongkah keraguan, dengan serangkaian ketidakpastian, dengan kesedihan serta kegembiraan yang silih berganti. Yang semuanya memang harus disantap dengan penuh keyakinan. Keyakinan, bahwa Dia sudah mempersiapkan yang terbaik untuk setiap episode kehidupan kita. Dan tentu saja sesuatu yang terbaik itu, akan didapatkan dengan usaha terbaik juga, harus dihadapi dengan penyikapan terbaik pula. Karena jika tidak, kita tidak pernah merasa kalau itu adalah yang terbaik bagi kita.
Dimana lagi kita bisa memanen kesabaran, selain di ladang ujian yang tak terperikan? Ujian yang seringkali datang tiba-tiba, ujian yang tak pernah terbayangkan, ujian yang sebenarnya selalu ada dalam kehidupan kita. Diparasitinya kita dengan keluh kesah, dipupukinya kita dengan rasa kecewa, disuburkannya kita dengan rasa bersalah, ditanaminya kita dengan rasa sesal, disiraminya diri kita dengan sifat lemah, digoyahkannya hati kita dengan banyak prasangka. Yang kesemuanya bisa kita lewati dengan baik, jika kita punya akar keyakinan yang kuat. Keyakinan, bahwa Dia tidak akan pernah menguji kita dengan beban yang lebih berat dari kapasitas kekuatan kita. Dan jikapun kita sesekali gagal dalam mengemban ujian tersebut, mungkin itu bukan ujian yang sebenarnya. Tapi hanya salah satu cara-Nya untuk memperkuat kita, agar kita bisa lebih siap lagi untuk menghadapi ujian-ujian yang selanjutnya.
→Kutipan Buku Menata Hati, Nazrul Anwar←
Pernah gak kalian nyusun planning sedetail mungkin, udah yakin bakalan gitu jalan ceritanya, eh ternyata pas di kenyataan yang terjadi jauuuuuh banget dari yang diplanningkan...
Pun demikian dengan impian yang sudah terangkai indah, berharap ini itu nanti, senyum-senyum sendiri nembayangkan, eh ternyata pas terjalani gak sesuai dari yang diharapkan...
Asumsi-asumsi yang bertebaran dalam angan, lantas tersulam jadi ekspektasi tinggi, eh ternyata hanya pikiran abstrak yang dimimpikan...
Berencana ini...
Punya impian itu...
Berasumsi ini itu...
Ah, tetap saja skenario-Nya yang terindah, walaupun saat menjalaninya mungkin kita belum merasakan keindahannya. Mungkin saat detik kemudian, atau menit kemudian, atau jam? Hari? Bulan? Tahun? Selalu ada kesempatan untuk menelaah semua hikmah yang ada, dan biarkan waktu yang menjawab.
Seperti saat ini, terlalu banyak hal2 yang melenceng dari planning, membuyarkan impian, dan menyadarkan asumsi2 berlebihan...
Tak terduga...
Mungkin Allah ingin menegur, agar lebih ikhlas, agar lebih qana'ah, agar lebih mencintai setiap ketetapan-Nya...
Selamat berbahagia. Terimakasih atas pembelajaran2 yang sangat bermakna. Gak pernah nyangka, akhirnya menjadi seperti ini.
:)
-Nisrina Naflah-
Tilawah kali ini entah kenapa, membacanya terenyuh sendiri, padahal belum baca terjemahannya.
Gak tau, tiba2 kepikiran apa yg udah diperbuat selama ini di ayat pembuka. Mata panas, berkaca2.
Penasaran, langsung baca terjemahannya, Q.S. Saba': 49-50
Jleb, beneran deh terjemahannya, bikin hati gemeteran.
49 - Katakanlah, "Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai, dan tidak (pula) akan mengulangi."
50 - Katakanlah, "Jika aku sesat, maka sesungguhnya aku sesat untuk diriku sendiri, dan jika aku mendapat petunjuk maka itu disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Dekat."
Jlebbb... sesat untuk diriku sendiri, hingga Allah memberi petunjuk. Ngenaaa, ngenaaa, ngenaaa banget. Allah tu sayang sama kita, sayang banget! Padahal kita udah nerjunin diri sendiri ke jurang kesesatan, Allah tu mau aja nyelamatin kita yah, ngasih kesempatan buat kembali, buat memperbaiki diri. Duh, Rina sayang Allah..
Trus lanjutin lagi tilawahnya.
Dan tiba2 kepikiran "seseorang" di ayat yang bikin gak sanggup lagi nerusin tilawahnya, saking terisaknya.
Lirik ke terjemahannya, ternyata Q.S. Fatir: 11
Yaa Allah, ayat ini!
11 - Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang, dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.
Jlebbb... Lauhul Mahfuz... Skenario kehidupan kita udh tertuang jelas di sana. Ditambah dengan pemahaman yang baik bahwa Allah senantiasa memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Lantas, masih khawatir? Lahir, rezeki, jodoh, maut, semuaaa udah ada ketetapannya. Jadi, sebenernya hidup ini simpel yah. Jika dia, maka dia. Jika bukan, maka bukan. Sungguh semuanya yang terbaik dari-Nya, jadi jangan takut jangan risau. Yakin saja dengan janji dan ketetapan-Nya.
Gak ada maksud apa2 nulis postingan ini, selain untuk mengabadikan momen Maghrib kali ini. Dengan suasana hati yang campur aduk. Memang Allah lah tempat yang paling tepat untuk mengadu.
Hidup ini seperti gelombang, entah gelombang transversal atau longitudinal. Gak pernah stabil, gak pernah standar. Ada saat dimana kamu merasa sangat bahagia, ada saat dimana kamu merasa sangat terpuruk. Bukankah itu sunnatullah?
Bahagia-jangan lupa bersyukur. Terpuruk-jangan lupa bersabar.
Yakin, yakin, yakin sama Allah.
Allah SELALU dan PASTI SELALU ngasih yang terbaik.
Aamiin yaa Rabb...
-Nisrina Naflah-
Recommended book for you, who want to be a "prepared partner" for your future husband/wife.
It's the nicest one!
Ketika aku dan kamu menjadi kita, GENAP...
by Nazrul Anwar
Bukunya penuh nasihat tanpa kita merasa dinasihati (tiba2 jleb jleb jleb sendiri bacanya, sadar sendiri)
Isinya tentang hal2 yang "manusiawi" banget dirasakan semua orang (dan bawaannya pengen ngangguk2 terus tiap kali baca)
Membuka sudut pandang tentang yang namanya "menggenap bersama orang yang kita tetapkan untuk jadi teman sehidup sesyurga", pernikahan itu gak gampang cuy (yang katanya siap nikah, kalo baca ini bakalan bener2 nyiapin diri dengan segala hal yang mungkin bikin kaget ntar pas udah nikah)
Yaa, yang jelas pas baca ini, aku ngerasa tertikam ribuan busur panah, yang entahlah menyakitkan sekaligus membuat tersenyum geli.
Ah, jangan2 memang semua wanita/pria di dunia begitu ya.
Buku yang sarat akan makna, penuh wejangan tanpa menggurui, penuh sepikan tanpa menyindir, penuh penyadaran dan maniiiiiis sekali.
Gak nyesel aku pesan buku ini di kala kondisi keuangan lagi sekarat2nya, beneran gak rugi.
Semoga bisa menerapkannya sekarang dan nanti.
Yeayyy.
-Nisrina Naflah-
Saya jarang mencari, lebih suka menanti.
Lebih suka menjadi orang yang selalu ada ketika dicari.
Lebih suka menjadi tempat yang siap sedia untuk disandari.
Saya selalu menahan diri untuk mencari.
Kecuali memang sudah tak kuasa untuk berdiam sendiri.
Sayangnya, ketika orang yang dicari,
Ternyata lebih suka didengarkan daripada mendengarkan curahan hati.
Jadinya, saya malas mencari.
Jadinya, hanya bisa berdiam diri.
Jadinya, hanya bisa menanti.
Menanti untuk dicari.
Dan siap untuk kembali disandari.
Karena saya akan selalu ada untuk kamu yang mencari.
Ataupun jika ingin berbaik hati.
Tolong pahami isyarat hati ini.
Blablabla syalala...
-Nisrina Naflah-
Alhamdulillah, Allah tu ya Maha Baik banget, selalu nyelipin pelajaran/hikmah dari hal/sisi yang gak terduga. Jadi harus banyak2 latihan memandang segala sesuatunya dengan penuh kesyukuran, penuh kerendahhatian, penuh keikhlasan.
Well, kali ini mau posting tentang judul di atas. "Ya Sudah Ay" tanpa mengeluh. Ini berkaitan juga sih sama pembuka postingan di atas. Sebenernya ini kalimat yang kudapetin dari seseorang pas lagi ngebahas tentang kehidupan pernikahan. Yap, tentunya nanti kalo udah nikah, kita bakalan tau kekurangan2 yang sebelumnya belum terlihat dari pasangan kita. Dan itu bakalan mencetuskan kalimat "Oh, gini kah ternyata..." Dan ujung-ujungnya ketika kita mulai menerima kekurangan itu, timbullah kalimat "Ya sudah ay..." That's the point! MENERIMA KEKURANGAN SATU SAMA LAIN.
Kalo dipikir2 lagi, ketika kita memutuskan untuk menyempurnakan agama kita dgn niat ibadah kepada Allah, itu artinya kita harus bener2 yakin dan ikhlas dengan keputusan tersebut. Bukan hanya dengan keputusan saat itu, tapi juga untuk proses ke depannya. So, ketika dalam kehidupan rumah tangga kita menemukan hal2 yang gak sesuai sama harapan kita, maka yang harus kita lakukan adalah ikhlas. Yap, ikhlas. Ikhlas dan menerima, yakin pilihan Allah itu yang terbaik. Dan mengkomunikasikannya dengan pasangan, untuk sama2 memperbaiki diri.
Jadi, kalimat "ya sudah ay" itu mencerminkan proses penerimaan yang ikhlas dan tulus atas ketetapan Allah yang ada, qana'ah. Lantas, apakah cukup dengan "ya sudah ay"? Hooh, cukup.. jangan ditambah2 dengan keluhan2 yang gak penting. Karena mengeluh, akan menjadikan kita kufur nikmat, sehingga mencoba mencari celah lain untuk menutupi keluhan itu, paham? Syukuri saja, ikhlaskan saja, dan perbaiki bersama. Ya sudah ay'nya boleh ditambah dengan "yuk kita perbaiki bersama."
Sekarang mikirnya gimana caranya ya supaya bisa ikhlas, gak ngeluh, gak gampang kecewa... Latihan! Yap, semua harus dilatih, semua perlu proses, semua harus dibiasakan. Dan niatnya diluruskan, kalo dalam jalannya nanti niatnya bengkok2, ya dilurusin lagi. Karena menjadi baik itu proses, proses sepanjang hayat.
Aku sedang menanamkan kuat2 dalam hati tentang: "ya sudah ay" tanpa mengeluh.
Yap, tanpa mengeluh, tanpa menyesal, tanpa meragukan.
Okey, makasih atas inspirasinya. Makasih atas pemikirannya. Makasih atas renungannya.
-Nisrina Naflah-
Alhamdulillaah, syukur yg gak pernah bisa berhenti atas nikmat Allah yang terus mengalir dalam hidup. Ah, Allah emang yang paling cinta sama kita dah. Shalawat untuk nabi Muhammad yg selalu jadi role mode yang penuh kebaikan.
Sebenernya mau posting cerita ini sejak kemaren, tapi entah kenapa dismenorrhe (nyeri haid.red) tiba2 menyerang tanpa ampun, jadi mager+lemes rebahan di kamar aja td malam habis pulang dari dokter keluarga buat ngurus surat rujukan.
Dan pagi ini, saatnya curcooool, hha...
Kemaren itu ada beberapa agenda yang dikerjain. Dari ngurus surat keterangan sehat untuk praktek, trus mau ke capil ngurus e-ktp yang tak kunjung kuterima sejak perekaman data, dan beli "sesuatu" di supermarket.
Jam 10 pagi, aku udah janjian sama temen2 aku buat ngurus surat keterangan sehat untuk praktek di RS Bjb, awalnya pengen ke puskesmas aja sih, tapi dokter ybs lagi pusling ke luar dan dari puskesmas diarahin ke sekre IDI di RS Bjb aja. Nyampe sana, kami digantung kayak jemuran. Ada 1 orang dokter yg sebenernya bisa aja ngasih keterangan di surat yg kami perlukan, tapi beliau gak mau. Katanya harus tes mental dulu (mungkin muka2 kami kayak muka pasien depresi semua kali ya?). Yaudah, kami disuruh nungguin dokter satunya lagi yang masih rapat. Nunggu kira2 1/2 jam, gak ada kepastian kapan dokternya selesai rapat, kami pun melambaikan bendera putih. Kami mau balik ke puskesmas aja, minta sama dokter di sana. Daripada digantung+gak dihiraukan sama sekali. Dan alhamdulillaah, nyampe puskesmas dokternya sudah ada. Ngobrol lah kami basa-basi sana sini. Btw, lebih enakan di puskesmas loh, beneran dihargai, gak diacuhin kayak di RS Bjb. Surat pun kami serahkan ke dokternya (dr.Denny namanya), setelah itu kami sharing2 tentang pengalaman beliau yang sempat ngambil ppds salah satu bagian yang "wow" di UGM sana, tapi mengundurkan diri dengan beberapa alasan yang kalo menurutku sih sangat logis. Hampir 1 jam kita ngobrol2, dan jujur aja aku jadi mikir 2x buat ngambil spesialisasi di bidang itu, dan kalaupun jalannya ada, aku bakalan ngambil di universitas lain aja, kalo perlu di ULM, jadi gak jauh2, hhaha.
Pulang dari puskesmas, aku mampir ke capil. Pertama kali ke capil sekitar 1 tahun yang lalu nanyain tentang e-ktp ku yang tak kunjung tiba. Waktu itu aku cuman dibikinkan KTP sementara dalam bentuk kertas A4 dan katanya aku harus ngisi blanko yang kebetulan waktu itu blankonya lagi habis. Yasudah lah. Yang penting aku udah dapat KTP sementara, soalnya KTPku yang dulu yang bentuknya masih kertas dilaminating itu udh habis masa berlakunya. Terus karena sibuk koas, aku baru sempat balik ke capil sekitar Oktober 2015 yang lalu, dan lagi2 alasannya sama, blanko yang harus kuisi masih belum datang dari pusat, begitu katanya. Yasudah lah. Terus awal tahun 2016, aku nitip Fajar buat ke capil lagi nanyain blanko, dan katanya gak jelas. Yasudah lah. Dan akhirnya kemaren aku ke capil mau nanyain blanko yang harus kuisi, dan inilah percakapannya.
R : Permisi ibu... (sambil senyum manis+intonasi ramah)
I : ... (masih berkutat dengan lembaran kertas di meja beliau)
R : Ibu.. permisi.. (mulai merasa bersalah, takut ganggu, tapi masa mau diem aja)
I : ... (masih diam juga)
R : (aku ikutan diam, kayak patung)
I : Kenapa?! (10 detik kemudian ibunya respon, dengan intonasi yg setengah membentak, duh..)
R : Maaf mengganggu ibu, saya mau ngurus e-ktp saya yang belum saya terima, Bu. Dimana ya saya bisa ngurusnya Bu?
I : Kartu keluarga mana? (masih aja ketus)
R : Hmm, harus bawa KK ya Bu. Saya gak tau.
I : Yaiyalah, gimana saya mau ngecek datanya kalo gak ada kartu keluarga?!
R : Oh maaf Bu. Kemaren saya udah pernah ke sini 2 kali, waktu itu sudah dicekkan datanya, udah terekam di pusat, cuman kartu e-ktpnya aja yang memang belum ada. Jadi kemaren disuruh ngisi blanko, tapi blankonya lagi habis Bu. Saya baru sempat ke sini lagi. Jadi saya kira saya cuma ngambil blankonya aja.
I : Aku bilang mana kartu keluarga?! Gimana saya mau ngecek, saya perlu NIK.
R : Oalah, kemaren udah dicek soalnya Bu
I : Yaiyalah, itu data yang kemaren. Banyak yg berubah datanya.
R : Oh oke Bu, jadi saya harus bawa KK ya Bu? Selain itu saya harus nyiapin persyaratan apa lagi Bu? (masih mencoba mempertahankan intonasi ramah)
I : iya, bawa KK ya nanti (ibunya mulai ramah juga, gak enak kali ya dari tadi ketus mulu)
R : inggih Bu, makasih banyak Bu. Nanti saya balik lagi bawa KK. Maaf mengganggu ya Bu.
I : iya, sama2.. Nanti bawa aja KKnya ke sini.
*lagi dapet*lagi dismenorrhea*dimarahin*padahal cuman nanya*pengen bete*tapi kok masih bisa nahan bete ya*ajaib*tiba2 pengen minum yang seger2*
Dari capil, aku beranjak ke salah satu supermarket langganan kalo mau beli2 sesuatu. Awalnya pengen beli pembalut sama shampoo doang. Nyampe di sana, yang ada di pikiranku adalah "I need a fresh drink!!! Pulpy mango mana pulpy mango???" Aku langsung nyari pulpy mango, minuman yang baru aja sore sebelumnya bikin aku jatuh cinta pada tegukan pertama, hhaha. Habis dapet pulpy mangonya, baru belanja apa yg sebenernya dibutuhkan, sambil nyomot2 beberapa barang di luar dari planning yg mau dibeli. Nyampe kasir, aku di antrian kedua. Di depanku ada ibu2 yang lagi dihitung belanjaannya. Gak berapa lama kemudian, ada ibu2 lagi di belakang aku. Terus dia jalan bilang permisi gitu sama aku, nyelip ke depan. Aku waktu itu husnudzon aja, mungkin dia temennya ibu yang ada di depanku. Tapi kok gak ngobrol2 ya, si ibu langsung naroh belanjaannya ke meja kasir, dan dengan muka innocent nyalip antrian. Subhanallaah, pinter banget si ibu.
MK : belanjaannya ini ya Bu? (sambil ngambil barang2nya dan ngitungin harganya)
I : iya ding..
MK : totalnya 38ribu..
I : (ibunya ngambil uang, ngasih ke mbak kasir, terus komat-kamit kayak lagi ngebaca tulisan yg ada di belakang aku)
MK : knp Bu? Mbaknya ya, harusnya mbaknya duluan td yg antri.
I : Oh gak, saya lagi baca itu, undiannya sampai tgl brp sih? (masih aja innocent, aku senyum aja)
MK : oh iya, sampai blablabla (sambil ngasih kembalian)
I : Oke, makasih lh ding.
Dan kemudian giliran aku. Aku udah bete2 gimana gitu ya, padahal ini hal simpel, tapi kalo lagi dapet terus lagi dismenorrhe itu bawaannya senggol bacok. Aku tetep senyum.
MK : totalnya 47.200 mba.
R : oh ya, ini.. (ngasih uang, sambil mikir mau ngingetin mbaknya pake kalimat apa yaaaa)
MK : ini mba kembaliannya..
R : Maaf ya mba. Masukan aja nih. Lain kali kalo melayani pembeli, dilayaninnya sesuai antrian yaaa... (pake raut muka ramah plus intonasi super bijak)
MK : emmm, iya mba (awalnya mbak kasirnya diem pake mimik rasa bersalah, terus baru bilang gitu)
R : makasiiiih (lagi2 senyum manis rupawan, hhaha)
*lagi dapet*lagi dismenorrhea*antria diselip*padahal belanjaanku cuman 4 item*pengen bete*tapi kok masih bisa nahan bete ya*ajaib*tiba2 pengen minum pulpy mango*
Yappp, dari pagi di RS Bjb, trus di capil, sampai ke supermarket bawaannya pengen bete mulu. Bener2 hari pertama dapet itu bikin bad mood. Dan sebenernya itu bukan alasan untuk membenarkan kita jadi bete/marah2 sih. Malah seharusnya jadi sarana buat latihan nahan amarah. Susah deng, kudu dilatih terus. Yang jelas, kemaren itu panasnya cuaca gak ngalahin panasnya hati diacuhin, dimarahin, dan diselip antrian. Hhahaha. Untung masih bisa senyum yeee. Pelajaran buat aku pribadi sih.
1. Gimana pun keadaannya, harus tetep senyum.
2. Jangan pernah memandang orang lain dgn sebelah mata, hargai semuanya, ramah lh dengan semuanya, bantu en tolong kalo orang lain lagi perlu.
3. Sesibuk apapun kita, kalo ada orang lain yang nanya, harus tetep ramah (nah ini nih yang susaaaah, sering pas koas, lagi sibuk2nya atau capek2nya trus ditanyain pasien/keluarganya, aku jawabnya singkat2, hhaha. Ternyata gitunya rasanya diketusin, padahal cuman nanya doang. Nanyanya baik2 pula)
4. Budayakan ANTRI sodara2, dan jangan pasang muka innocent di saat kamu melakukan kesalahan. Itu lebih nyebelin ketimbang kamu ngaku salah terus minta maaf. Ckckckck.
Baiklah, curcol selesai. Saatnya kembali ke rutinitas awal.
Semoga keberkahan selalu menyertai hidup kita semua, dunia-akhirat. Aamiin yaa Rabb..
-Nisrina Naflah-